Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pahami Budaya Bermedia Digital, Hindari Bentrokan

Pahami Budaya Bermedia Digital, Hindari Bentrokan Kredit Foto: Unsplash/ Scott Graham
Warta Ekonomi, Malang -

Dunia digital merupakan perpanjangan dari konsep kewargaan yang selama ini sudah ada dan eksis di dunia nyata. Artinya dunia digital tidak ada bedanya dengan dunia nyata. Namun, tambahan kata digital menunjukkan ketika masuk dunia digital memerlukan keterampilan teknis untuk mengakses medium-medium penunjang komunikasi dan keterampilan berpikir kritis dalam mengelola informasi.

Selayaknya dunia nyata, dunia digital juga memiliki budaya. Rendahnya budaya bermedia digital membuat seseorang tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, hingga provokasi yang mengarah pada segresi sosial (perpecahan/polarisasi) di ruang digital.

Baca Juga: Cyberbullying Pengaruhi Kesehatan Mental

“Di dunia digital itu semuanya borderless atau tanpa batas, artinya setiap budaya bisa membaur dalam satu ruangan besar. Kalau terjadi saling sindir, ini karena mungkin ketidaktahuan tentang bagaimana cara bersikap di dunia digital,” kata Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University, Loina Lalolo Krina saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (23/6/2022).

Ketika mempelajari ilmu komunikasi, lanjut dia, yang namanya budaya pasti baik. Hal ini yang harus diingat. “Kalau kita share yang baik-baik, pasti tidak akan bermasalah dengan budaya lainnya,” ujarnya.

Loina mengatakan, jika setiap orang mengetahui budaya bersifat baik, maka tidak akan terjadi bentrokan di dunia digital maupun nyata. Dia pun mendorong setiap orang berpikir kritis ketika berada di dunia digital.

Setiap orang harus memikirkan secara matang sebelum menulis atau berbicara di dunia digital. Apalagi rekam jejak di dunia digital abadi. “Di dunia nyata, yang cuman bertemu dan tidak bertemu lagi, kita harus berhati-hati. Apalagi di dunia digital, yang jejaknya sampai lama,” katanya.

Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan SiberKreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya. Paparan Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University, Loina Lalolo Krina menjadi pembuka webinar, dilanjutkan penyampaian materi oleh Digital Marketer, Lim Siau Liang. Diskusi ditutup Dosen Ilmu Komunikasi Fikom Universitas Dr Soetomo, Nur’annafi Farni Syam Maella.

Dalam paparannya, Digital Marketer, Lim Siau Liang menyebutkan, usia juga memengaruhi kematangan berkomunikasi di dunia digital. Tak heran beberapa warga digital berusia di bawah 20 tahun kerap mengunggah foto atau konten yang tidak baik.

Baca Juga: Ada Nyali? Anies Baswedan Ditantang Buat Tutup Usaha Holywings

“Kita sebagai senior yang sudah paham digital harus sharing kepada teman-teman yang di bawah 20 tahun,” katanya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: