Pengembangan infrastruktur digital Indonesia berada pada titik krusial, di mana negara ini secara aktif mencari cara untuk meningkatkan keterhubungan dan ketahanannya dengan dukungan dari Peta Jalan Digital Indonesia yang ambisius.
Dengan jumlah pengguna internet lebih dari 200 juta dan permintaan yang terus meningkat untuk layanan data intensif seperti streaming dan gaming, kebutuhan akan infrastruktur digital yang kuat di Indonesia belum pernah sebesar ini.
Dengan berinvestasi dalam ekspansi infrastruktur digital, Indonesia dapat meningkatkan keterhubungan dan memanfaatkan kemampuan digital canggih untuk mendukung pertumbuhan ekonominya.
Kolokasi Modern untuk Indonesia Digital yang Modern
Dalam ekonomi digital, wilayah dan perusahaan yang paling efektif dalam mengelola data mereka akan menjadi yang terdepan. Namun, manajemen data modern semakin kompleks dan multifaset, di mana pusat data kolokasi telah menjadi komponen penting dalam evolusi data dan perannya dalam bisnis.
Secara tradisional, kolokasi berarti sebuah perusahaan menempatkan perangkat kerasnya di pusat data fisik yang dimiliki dan dioperasikan oleh pihak ketiga, sebagai alternatif hemat biaya dibandingkan dengan server di lokasi yang merupakan standar pada awal IT perusahaan.
Saat ini, bisnis menangani lebih banyak data dari berbagai sumber dan menggunakannya untuk mendukung aplikasi canggih seperti AI, e-commerce, dan transformasi digital. Cara perusahaan Indonesia dan global modern menggunakan data telah berubah; oleh karena itu, layanan kolokasi juga harus berubah sesuai kebutuhan.
Saat ini, kolokasi sering kali menjadi dasar strategi infrastruktur digital global sebuah bisnis, dari mana mereka dapat mengakses layanan sesuai permintaan seperti jaringan virtual dan bare metal otomatis. Pusat data kolokasi juga telah menjadi tempat netral di mana ekonomi digital berkumpul, membantu perusahaan dan individu membuka lebih banyak nilai dengan menghubungkan dengan mudah ke penyedia layanan dan mitra bisnis. Ketersediaan kolokasi yang lebih luas akan mendukung upaya Indonesia dalam membangun ekonomi digital yang inklusif dalam pertumbuhannya.
Infrastruktur Terdistribusi untuk aplikasi AI dan Digital Baru
Indonesia memiliki salah satu tingkat adopsi AI tertinggi di Asia Tenggara, dengan 24,6% bisnis yang memanfaatkan teknologi AI. Pemerintah Indonesia juga telah meluncurkan Strategi AI Nasional (Stranas KA) 2020-2045, yang bertujuan untuk mempromosikan pengembangan AI di sektor publik dan swasta.
Ini merupakan respons terhadap teknologi baru seperti AI yang telah berkembang dari fiksi ilmiah menjadi kenyataan sehari-hari dalam waktu singkat. Faktor umum di balik semua aplikasi baru ini adalah kebutuhan akan banyak data dan daya komputasi, serta data tersebut perlu diproses tanpa penundaan.
Ada batasan seberapa cepat data dapat berpindah dari sumber ke lokasi pemrosesan, yang berarti pemindahan data jarak jauh akan menimbulkan latensi jaringan. Ini menjelaskan mengapa bisnis tidak dapat lagi bergantung sepenuhnya pada pusat data di satu atau dua lokasi utama.
Mereka memerlukan akses ke pusat data yang terdistribusi di tepi digital agar dapat memproses data lebih dekat dengan sumbernya. Bekerja dengan penyedia kolokasi seperti Equinix yang memiliki jejak pusat data global dapat membantu memenuhi kebutuhan ini.
Menilai Kriteria untuk Lokasi Pusat Data Potensial di Indonesia
Saat memilih lokasi pusat data yang optimal, beberapa faktor harus dipertimbangkan. Karena banyak perusahaan perlu bertukar data dengan mitra bisnis di berbagai industri seperti kesehatan, manufaktur, dan telekomunikasi, pusat data kolokasi yang netral terhadap vendor dapat menyediakan platform untuk keragaman dalam pertukaran data. Namun, ini hanya efektif jika pusat data tersebut berada di lokasi yang tepat untuk memastikan konektivitas dengan latensi rendah bagi semua mitra dalam ekosistem.
Dengan adopsi cloud yang meningkat di semua sektor, pusat data harus ditempatkan di lokasi yang padat cloud untuk mendukung arsitektur multicloud hibrida, sehingga memungkinkan pergerakan data yang mulus antara sistem di lokasi dan cloud.
Ini dapat membantu perusahaan menggunakan layanan cloud sambil menerapkan kontrol keamanan dan kepatuhan di lingkungan mereka yang berada di lokasi.
Perusahaan yang mengejar geo-redundansi sebagai bagian dari strategi pemilihan lokasi mereka juga memerlukan keterhubungan antara ekosistem yang berbeda serta ketersediaan jaringan yang kuat untuk memastikan pertukaran data yang cepat dan andal. Menempatkan peralatan di pusat data dengan ekosistem penyedia layanan jaringan yang padat dapat membantu perusahaan memindahkan data dengan cepat ke lokasi pusat data lain jika diperlukan, sehingga menjaga kelangsungan bisnis mereka.
Untuk mencapainya secara efektif, operator pusat data harus memprioritaskan lokasi yang memiliki pasokan energi terbarukan melimpah dan jaringan yang stabil. Ini memastikan pasokan energi yang andal untuk fasilitas mereka agar tetap beroperasi dengan lancar, sekaligus mendukung pencapaian tujuan keberlanjutan mereka.
Lokasi juga memengaruhi ketersediaan perjanjian pembelian energi (PPA), yang dapat digunakan untuk memperluas penggunaan energi terbarukan dengan cepat dan mendukung jaringan lokal di komunitas tempat mereka beroperasi.
Sambut Masa Depan Infrastruktur Digital dan Kolokasi
Indonesia berada di titik krusial dalam perjalanan digitalnya saat berupaya meningkatkan kapasitas dan kemampuannya. Jakarta memenuhi kriteria utama untuk infrastruktur pusat data. Lokasinya yang strategis, ditambah dengan populasi yang semakin melek teknologi, permintaan untuk layanan cloud, dan kebutuhan kolokasi perusahaan yang tinggi, menjadikannya sebagai pusat digital yang ideal.
Dengan investasi yang tepat dalam infrastruktur digital yang kuat, terutama di pusat data yang ditempatkan secara strategis, negara ini tidak hanya akan meningkatkan konektivitas dan ketahanannya tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan yang mendukung Peta Jalan Digital Indonesia dan Strategi AI Nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement