Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beretika di Ruang Digital, Sebarkan Konten Positif

Beretika di Ruang Digital, Sebarkan Konten Positif Kredit Foto: Unsplash/Paul Hanaoka
Warta Ekonomi, Jakarta -

Digitalisasi membawa perubahan besar cara berinteraksi manusia ke arah online. Berbagai perbedaan kultural, lintas wilayah bertemu di ruang digital dan menciptakan standar baru dalam beretika. Ruang digital lebih jauh juga memunculkan kolaborasi dengan satu sama lain bagi penggunanya. 

"Karena itu segala aktivitas digital dan menggunakan media digital memerlukan etika digital," Kata Founder & CEO Coffee Meets Stock, Theo Derick saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kediri, Jawa Timur, pada Minggu (26/6/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.

Baca Juga: Aman dan Produktif di Ruang Digital, Setiap Pengguna Wajib Melindungi Data Pribadi!

Etika digital juga mengarah bagaimana personal branding seseorang karena setiap aktivitas di dunia digital pada akhirnya menimbulkan jejak digital. Di sanalah kredibilitas setiap orang akan terlihat, lewat unggahan dan komentar serta kolaborasi yang bersifat positif maupun negatif. Karena itu setiap individu harus sadar akan segala perilakunya di dunia digital. 

"Ruang lingkup etika meliputi kesadaran, tanggung jawab untuk menanggung konsekuensi, integritas kejujuran dan kebajikan yang melihat lebih jauh nilai-nilai kemanfaatan," kata Theo lagi.

Baca Juga: Gunakan Internet dan Media Digital dengan Etika, Kebebasan Berekspresi Jangan Kebablasan! 

Lebih jauh dia mengatakan saat berada di ruang digital seseorang harus memiliki tujuan, seperti ketika menggunakan media sosial. Dengan tujuan membawa dampak positif maka penggunaan bahasa dan kata-kata dalam berkomunikasi di ruang digital haruslah tepat.

Menggunakan bahasa yang sopan dan positif, sederhana dan mudah dipahami, hindari kata-kata menghakimi dan menghina orang lain.

Etika bermedia sosial harus jelas apakah untuk sekadar berekspresi, edukasi, atau persuasi. Kemudian konten harus memerhatikan kebenaran dan kredibilitas informasinya, menghindari isu sensitif seperti SARA dan pornografi. Pastikan isi konten bisa membawa dampak positif bagi khalayaknya. 

Adapun, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia. 

Baca Juga: Adaptasi, Kunci Hadapi Tantangan Ekonomi Digital di Depan Mata

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. 

Baca Juga: Kementan Dorong Digitalisasi dan Pembiayaan Pertanian Pedesaan Guna Ketahanan Pangan

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO & Founder of Coffee Meets, Theo Derick dan Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning, Andry Hamida serta Ketua Komite Litbang Mafindo, Nuril Hidayah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: