Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandemi Rupanya Bawa Dampak Ekonomi dan Keamanan Siber, Ini Pendapat Palo Alto Networks

Pandemi Rupanya Bawa Dampak Ekonomi dan Keamanan Siber, Ini Pendapat Palo Alto Networks Kredit Foto: Palo Alto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan sehari hari. Dalam momentum beberapa tahun belakangan ini dunia termasuk Indonesia mengalami pandemi Covid-19 yang membuat banyak sektor terhambat.

Tidak hanya perusahaan besar, perekonomian bagi kelas menegah kebawah seperti UKM nampaknya juga terdampak karena lanskap bisnis yang berubah. Selain itu, karena kebutuhan kerja yang kian berkembang seperti model hybrid juga dibutuhkan para karyawan. 

Tentunya isu terhadap keamanan siber juga menjadi penting saat ini. Lalu bagaimana tanggapan Palo Alto Network terkait keamanan siber di Indonesia hingga pengaruhnya terhadap ekonomi digital? Berikut adalah wawancara eksklusif antara Warta Ekonomi dengan Managing Director Palo Alto Indonesia, Adi Rusli.

Baca Juga: Pertama di Asia Tenggara, Protergo Luncurkan Aplikasi Seluler Keamanan Siber 'Sentinel'

Sebelumnya bisa Anda jelaskan dahulu apa itu perusahaan Palo Alto Network? 

Mungkin kalau di antara pemain yang terkenal memang kami tergolong relatif masih muda walaupun sebenarnya perusahaan ini didirikan tahun 2005. Yang bisa dilihat adalah Palo Alto networks dikhususkan spesialisasi pada solusi-solusi untuk keamanan siber dan sejak beberapa tahun yang lalu, bahkan mungkin dari salah satu solusi yang kita sering perkenalkan sebagai Next Gen Firewall Provider yang mungkin juga di kenali oleh industri analis, di mana kami juga sudah 10 tahun berturut-turut ada di Leader Quadrant sebagai pemimpin industri di area tersebut. 

Sebagai perusahaan yang selalu terus berinovasi dari sisi teknologinya bahkan juga bersama-sama di industri yang lain juga melakukan transformasi bagaimana agar orang, ataupun secara organisasi beroperasi. Kami melakukan transformasi terhadap semua Lini bisnis.  

Dari sisi jumlah customer di Global kita kurang lebih ada 850.000 customer dari berbagai industri. Dan kehadiran langsung di sekitar 150 negara termasuk Indonesia. Nah di samping itu Palo Alto networks itu sering menjadi yang pertama di industri atau first at industry contohnya istilah Next Gen Firewall dulunya juga tidak ada, jadi Palo Alto yang memperkenalkan ini di market, serta masih ada beberapa contoh lainnya.  

Berikut adalah portofolio Palo Alto Network 

1. Cloud 

Prisma Access 

Solusi secure access service edge (SASE) untuk jaringan dan keamanan dalam infrastruktur berbasis cloud yang dibuat khusus. 

Prisma Cloud 

Prisma Cloud mengamankan infrastruktur, aplikasi, data, dan kepemilikan di seluruh cloud terbesar di dunia, semuanya dari satu solusi terpadu. Dengan kombinasi API penyedia layanan cloud dan kerangka kerja agen terpadu, pengguna mendapatkan visibilitas dan perlindungan yang tak tertandingi. 

Prisma SD-WAN 

Solusi SD-WAN generasi berikutnya yang ditentukan aplikasi dan otonom yang memungkinkan cabang yang dikirimkan cloud. 

VM Series 

Firewall virtual yang memanfaatkan keamanan jaringan inline yang gesit dan pencegahan ancaman untuk secara konsisten melindungi cloud publik dan pribadi. 

2. SOC 

Cortex XDR 

Platform deteksi dan respon yang diperluas paling komprehensif di industri yang berjalan pada titik akhir terintegrasi, jaringan, dan data cloud untuk mencegah, mendeteksi, dan memulihkan ancaman. 

Cortex XSOAR 

Satu-satunya platform orkestrasi keamanan, otomatisasi, dan respons yang diperluas di industri dengan manajemen intelijen ancaman asli. 

Jasa yang ditawarkan oleh Palo Alto Networks: 

1. Ransomware Readiness Assessment 

Bertahan dari serangan ransomware dimulai dengan memiliki rencana. Penilaian Kesiapan Ransomware Unit 42 berfokus pada persiapan untuk mencegah, mendeteksi, merespons, dan memulihkan dari ransomware dengan lebih baik. 

2. Expert Malware Analysis 

Pakar Unit 42 memberi Anda gambaran lengkap tentang ancaman yang Anda hadapi dan apa yang dapat Anda lakukan untuk memulihkannya. Pengetahuan ini sangat penting di dunia di mana malware canggih sering dirancang untuk menghindari kotak pasir dan alat otomatis. 

Belakangan ini Indonesia sedang dalam masa pemulihan ekonomi, berhubungan dengan keamanan siber Menurut Anda apa saja tantangan yang akan datang? 

Indonesia mungkin sama seperti negara yang lain karena kita juga mengalami masa pandemi yang Alhamdulillah mungkin sekarang jauh mereda. Nah dalam masa pandemi tersebut mungkin memang ada sedikit kendala dalam perputaran roda bisnis.  

Tergantung industrinya ada di mana, kalau di industri farmasi dan health care otomatis akan meningkat, tetapi ada beberapa industri yang benar-benar terdampak karena situasi pandemi yang terkait dengan tantangan yang ada, tertutama dalam proses recovery atau pemulihan ekonomi. 

Seperti yang kita tahu bahkan tema yang diambil di acara G20 di bulan November juga terkait dengan recovery, dan tantangannya terkait cyber security sebenarnya tidak pernah berubah ada pandemi atau tidak. Karena semakin meningkat ancaman yang ada di dunia siber karena kami melihat justru saat pandemi ternyata kami menyadari bahwa dibutuhkan juga satu model baru dalam orang bekerja. 

Jadi mungkin kalau di media lebih mudah karena tidak harus bekerja di kantor, namun buat sebagian perusahaan ternyata yang biasanya bekerja di perusahaan kini harus juga bisa bekerja dari rumah. karena kalau tidak, roda perputaran bisnisnya bisa rusak dan akan mengekspos celah keamanan jika tidak ditangani dengan solusi yang sama seperti yang dimiliki saat karyawan misalnya bekerja dalam perusahaan. 

Saat ini juga mungkin cukup banyak orang nongkrong di cafe bekerja dan lain-lain sebagainya, yang membedakan adalah banyak karyawan yang memiliki keinginan untuk bisa mendapatkan tingkat keamanan yang sama saat mereka bekerja dalam jaringan yang ada di kantor mereka. Dimana mereka juga ingin bisa mendapatkan pengalaman akan user experience bahkan kemudahan akses seperti mereka bekerja di kantor.  

Nah itu menjadi satu yang mungkin bagi perusahaan adalah tantangan, tapi yang kedua juga menjadikan suatu opportunity buat perusahaannya sendiri agar bisa meningkatkan layanan, baik terhadap karyawan ataupun bisa meningkatkan cara mereka untuk melayani pelanggan lagi tidak harus di kantor, tapi bisa dilakukan secara virtual. Dari beberapa aspek sendiri boleh dikata ada beberapa perspektif  cerita dari si usernya sendiri mendapatkan layanan yang sama seperti mereka saat bekerja di perusahaan. 

Namun sayangnya di luar jaringan sebuah perusahaan sebenarnya ada tingkat kejahatan yang meningkat karena ada banyak yang belum siap untuk bisa melakukan layanan secara Hybrid. Di mana karyawan bisa bekerja di mana saja karena secara peralatan yang dipakai, solusi keamanan dan lain-lain semuanya belum siap.  

Nah itu menjadi suatu tantangan secara bersamaan juga menjadi kesempatan untuk bisa meningkatkan atau menjadi suatu opportunity kesempatan untuk meningkatkan service level yang diberikan perusahaan baik itu ke karyawan ataupun ke customer sendiri. 

Indonesia juga dikenal dengan pertumbuhan UKM yang cukup signifikan. Menurut Anda bagaimana dengan hambatan bagi UKM saat pemulihan ekonomi sedang berlangsung?

Orang banyak beranggapan bahwa kalau masih menjadi perusahaan mikro, kecil dan menengah tidak akan menjadi sasaran atau target dari pada kriminal siber atau kejahatan siber. Tentu itu asumsi yang salah karena pada intinya ukuran dari perusahaan tidak mempresentasikan tingkat kejahatan siber yang bisa terjadi pada perusahaan tersebut. 

Jadi kami justru ingin mengingatkan banyak perusahaan yang bahkan di skala kecil menengah untuk bisa mulai memperhatikan faktor tersebut. Untuk bisa memastikan roda bisnis mereka berjalan dengan lancar, bisnis mereka bisa berbentuk jasa ataupun produk yang mereka tawarkan ke pasar berjalan aman.  

Nah kalau sudah terjadi penyerangan siber itu, barulah sering terjadi pembicaraan kebutuhan keamanan siber setelah mereka kena serangan. Itu yang sering terjadi dan memungkinkan bahwa yang namanya fenomena security cyber hanya untuk perusahaan besar itu tidak benar. Karena cyber security tidak memandang tingkatan, dari sisi besaran perusahaan itu, bahkan justru kadang-kadang target akan ada di kelompok ataupun segmen UKM. 

Justru UKM menjadi layanan atau sasaran yang empuk buat kejahatan siber karena data-datanya kan meski perusahaan kecil merasa bahwa tidak tidak perlu diproteksi karena merasa tidak akan diserang oleh para hacker ini. Namun perusahaan tersebut memiliki data yang terkait dengan keuangan, memiliki data yang terkait dengan pelanggan, ataupun justru data-data tersebut yang seringkali memiliki nilai yang bisa dimanfaatkan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: