Tantangan Keamanan Digital, Masyarakat Perlu Makin Cakap Digital
Dunia telah berkembang berkat digitalisasi dan pemanfaatan teknologi komputer. Segala sesuatunya kini begitu mudah terhubung berkat internet. Namun, di balik itu ada risiko terhadap keamanan digital.
"Penyedia layanan internet maupun platform digital memang menyediakan fasilitas untuk membantu mengamankan data, tetapi kontrol utama tetap ada pada masing-masing pengguna," kata Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University, Loina Lalolo Krina, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (30/6), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Baca Juga: Tantangan Budaya di Era Serba Online, Masyarakat Perlu Makin Cakap Digital
Tantangan keamanan digital antara lain keterhubungan secara luas dan identitas anonim atau berbeda dengan dunia nyata. Selain itu, ada strategi penipuan yang memanfaatkan kelemahan pengguna jauh lebih mudah digunakan daripada meretas perangkat digital.
"Tercatat jumlah serangan cyber di tahun 2020 meningkat 5 kali lipat dibanding tahun 2019. Pada 7 bulan pertama tahun 2020 angka serangannya mencapai 189,9 juta kasus," ungkap Loina.
Fakta lainnya mengungkap, sebanyak 93% konsumen di Indonesia terhubung ke lebih banyak perangkat semenjak pandemi di tahun 2020. Namun, hanya 1 dari 10 orang yang membeli perangkat lunak keamanan tambahan. Sementara, data pribadi di dunia digital sangat rawan disalahgunakan. Setiap orang akhirnya harus memiliki kompetensi untuk dapat mengamankan perangkat digital maupun data pribadinya.
Di antaranya menggunakan fitur-fitur keamanan digital seperti menggunakan password yang tidak mudah ditebak, serta rutin menggantinya. Kemudian berikan pengamanan tambahan seperti 2 Factor Authentification dan saat beraktivitas di dunia digital saring kembali informasi yang dibagikan di media sosial. Jangan menyebarkan data pribadi yang bisa disalahgunakan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Adapun dari Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University, Loina Lalolo Krina. Relawan TIK Indonesia, Shodiqul Masduki dan Pengurus Siber Kreasi dan Mafindo, Heni Mulyati.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum