Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kecewa Harga Anjlok, Petani di Riau Nekat Bakar Kebun Sawit

Kecewa Harga Anjlok, Petani di Riau Nekat Bakar Kebun Sawit Kredit Foto: Hamdan/elaeis.co
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kecewa harga tandan buah segar (TBS) sawit hanya dihargai Rp300/kg di tingkat pengepul, petani sawit di Desa Lahai Kemuning, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau meluapkan kekesalannya dengan membakar pohon sawit yang masih produktif karena dianggap tak bermanfaat lagi bagi ekonomi keluarga.

Kepala Desa Lahai Kemuning, Ahmad Rois, membenarkan bahwa ada warganya yang sehari-hari bekerja sebagai pekebun telah melakukan kekhilafan sesaat dengan membakar seluruh tanaman sawit di lahan seluas 1 hektare. Pohon sawit yang dibakar itu umurnya sudah mencapai 12 tahun.

Baca Juga: Harga Minyak Sawit Kembali Turun, Menyusul Peningkatan Ekspor Indonesia?

"Pohon sawit sebanyak 140 batang dalam kondisi berproduksi, gosong akibat dilahap api. Pohonnya masih berdiri kokoh, tapi sudah hangus," katanya, melansir elaeis.co, Selasa (5/7).

Menurut Rois, petani di daerah itu sangat berharap pemerintah memikirkan nasib mereka sebelum mengambil kebijakan. "Sejak larangan ekspor CPO dan turunannya diberlakukan, harga kelapa sawit terus terombang-ambing. Situasi tak berubah meski larangan itu diicabut," katanya.

"Yang sangat menjerit adalah kami petani kecil di pelosok desa, bukan korporasi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak cukup lagi dari hasil penjualan TBS kelapa sawit. Apalagi, biaya perawatan kebun seperti pupuk mengalami kenaikan," tambahnya.

Dia juga mengkritik banyaknya kutipan yang diberlakukan pada produk sawit.

"Jangan terlampau dibebani sawit kami dengan PE (pungutan ekspor), BK (bea keluar), dan DPO (domestic price obligation) karena semua beban tersebut sangat berdampak terrhadap harga sawit kami di lapangan," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: