Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dana Umat Ditilep, Busuknya Manfaatkan Ayat dan Belas Kasihan Umat, ACT Masih Saja Dibela!

Dana Umat Ditilep, Busuknya Manfaatkan Ayat dan Belas Kasihan Umat, ACT Masih Saja Dibela! Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Usai Heboh pemberitaan mengenai Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang menyelewengkan dana umat, banyak netizen bahkan publik figure buka suara.

Tak hanya mengecam atau mengkritik ACT mengenai skandal tersebut, rupanya sebagian besar netizen bahkan publik figure masih ada yang membela lembaga kemanusiaan tersebut.

Baca Juga: Terus Ditekan, Rakyat Harus Siap Soal Harga BBM, Jokowi: Kalau Sudah Tidak Kuat, Mau Bagaimana Lagi

Menanggapi hal tersebut, penggiat media sosial Denny Siregar merasa sangat terganggu dengan pihak yang mendadak membela ACT terkait dengan penyelewengan dana tersebut.

“Walaupun kelakuan busuk ACT sudah dibongkar, masih saja ada yang membela,” ujarnya dikutip dari akun YouTube CokroTV, Rabu (6/7).

“Memangnya siapa yang tidak jijik ketika tahu ada dana yang seharusnya disalurkan ke orang yang membutuhkan, ternyata dibuat berfoya-foya oleh pengurusnya,” tambahnya.

Dia menyebut ACT sebagai pemain propoganda ulung dengan memanfaatkan konsep welas asih yang sudah menjadi kultur bangsa Indonesia.

Baca Juga: Anak Kos Bisa Panik, Jokowi Sebut Indomie Cs Terancam Naik Harga Gegara Perang Rusia dan Ukraina!

Denny pun mengalkulasi ACT menerima dana sebesar Rp540 miliar pada 2018. Dari dana tersebut, Denny menyebut ACT mengambil komisi sebesar 13,5 persen atau sebesar Rp 6 miliar dalam sebulan.

“Mereka pun bermandi duit Rp 70 miliar setahun,” ucap penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi tersebut.

Dari dana miliaran tersebut, pantas saja kata Denny Siregar, para petinggi mendapat gaji ratusan juta rupiah.

Baca Juga: Lah Tetiba Suruh Semua Ibu Atur Waktu Kelahiran Anak, Oh Ternyata Ini Alasan Jokowi, Begini...

“Pantasan mereka bisa dapat gaji ratusan juta rupiah sebulan dan beli mobil-mobilan mewah untuk operasional,” tegas Denny.

Menurut penulis yang kerap berseteru dengan FPI dan PA 212 itu, orang-orang yang berdonasi di ACT sudah termanipulasi pikirannya bahwa mereka sudah berzakat. Padahal, nyatanya ACT bukan lembaga zakat.

“Catat ya, ACT bukan lembaga Zakat,” tegas Denny.

Dia menyebut penggunaan ayat Al-Qur’an untuk keuntungan pribadi adalah tindakan yang tidak terpuji.

Baca Juga: Usai Fitnah Habib Rizieq Soal Upeti Holywings, Begini Nasib Eni Rohaeni Sekarang

“Ini jahat. Menyelewengkan perintah ayat-ayat dan diselewengkan untuk kepentingan pribadi,” tegas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: