Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat makin memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan lembaga atau stakeholders terkait dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi.
Kegiatan koordinasi tersebut melibatkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dipimpin oleh Plh. Gubernur Uu Ruzhanul Ulum dan beberapa kepala dinas terkait, di antaranya Biro Perekonomian, Dinas Ketahanan Pangan, dan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu.
Baca Juga: Ketum SPBI Apresiasi Soft Opening KTN BNPT di Garut, Jawa Barat
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto, mengatakan bahwa stagnasi pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi global yang makin menguat berpotensi pada keberlanjutan pemulihan perekonomian nasional dan daerah termasuk Provinsi Jawa Barat.
Menurutnya, keberlanjutan pemulihan ekonomi Jawa Barat yang saat ini merupakan tertinggi dan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Nasional, perlu dipertahankan secara bersama dengan tetap memperhatikan potensi tekanan inflasi yang berasal dari global maupun domestik.
"Perkembangan pemulihan ekonomi Jawa Barat perlu memperhatikan potensi tekanan inflasi dan menyiapkan langkah-langkah bersama untuk mengantisipasinya," kata Herawanto kepada wartawan di Bandung, Jumat (8/7/2022).
Beberapa risiko global yang perlu diwaspadai terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Jawa Barat sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi utamanya bersumber dari eskalasi tensi geopolitik Rusia Ukraina dan kebijakan Zero-Covid di Tiongkok.
Salain itu, proteksionisme pangan yang menggangu pasokan serta percepatan kebijakan kenaikan suku bunga di negara maju yang berpotensi mendorong pelarian modal keluar dari negara berkembang.
"Sementara di dalam negeri termasuk Jawa Barat, gangguan cuaca menyebabkan produktivitas pangan khususnya hortikultura terutama terkait komoditas penyumbang inflasi menjadi terbatas," ungkapnya.
Diketahui, Jawa Barat mencatat inflasi 0,57% (mtm) atau secara tahunan sebesar 4,41% (yoy) pada Juni 2022. Tekanan inflasi yang telah berada di atas kisaran target ini terutama didorong oleh kelompok pangan yang harganya mudah bergejolak akibat keterbatasan pasokan khususnya cabai merah, bawang merah, cabai rawit, dan tomat.
Selain itu, kata Herawanto, terdapat tekanan inflasi dari kelompok barang/jasa yang harga/tarifnya ditetapkan pemerintah, yakni kenaikan tarif angkutan udara seiring dengan kenaikan harga avtur.
Berbagai faktor risiko global dan domestik yang memengaruhi inflasi tersebut, menjadi tantangan bagi keberlanjutan pemulihan ekonomi Jawa Barat, antara lain dari potensi kenaikan biaya produksi yang membebani kesejahteraan masyarakat karena inflasi yang lebih tinggi.
Baca Juga: Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Jabar Genjot Eksportir Milenial
"Disrupsi rantai pasokan berpotensi memengaruhi kinerja ekspor Jawa Barat," ujarnya.
Herawanto menyebutkan, dengan mempertimbangkan hal tersebut, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2022 yang diperkirakan masih tetap berpotensi melanjutkan perbaikan, diproyeksikan akan tumbuh pada rentang 4,6%-5,4% (yoy) atau lebih rendah 0,3% dari proyeksi sebelumnya.
Maka, untuk mempertahankan momentum pemulihan ekonomi di Jawa Barat tersebut, sinergi dan kolaborasi di antara seluruh stakeholders dalam hal pengendalian inflasi menjadi sangat penting. Beberapa rekomendasi kebijakan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengendalikan inflasi perlu dilakukan melalui penguatan langkah koordinatif ketahanan pangan.
"Melalui penguatan kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan strategi kebijakan 4K dalam menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif, serta sinergi implementasi digitalisasi melalui kerangka Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)," jelasnya.
Adapun, Plh Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum memengapresiasi inisiasi Bank Indonesia Jawa Barat dan meminta segera dilaksanakan rapat koordinasi seluruh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota disertai dinas.
"Koordinasi ini untuk merumuskan langkah-langkah antisipatif mempertahankan dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi," katanya.
Senada, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Suntana beserta jajaran, termasuk Ketua Satgas Pangan Provinsi Jawa Barat, menyambut baik dan mengapresiasi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat.
"Informasi ini sebagai dasar bagi Kapolda khususnya Satgas Pangan dalam berkontribusi melakukan kegiatan pengendalian inflasi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: