Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Disarankan Kumpulkan Data Terkait Kasus Varian Omicron Beserta Turunannya

Indonesia Disarankan Kumpulkan Data Terkait Kasus Varian Omicron Beserta Turunannya Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi -

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama berharap agar Indonesia melakukan pengumpulan data terkait varian Omicron BA.2 dan turunannya.

Setelah ada penelitian pun, diharapkan hasilnya dimumumkan ke publik. Pasalnya, negara India yang dikenal sebagai negara yang pertama kali melaporkan varian Delta yang kemudian nyaris meluluh lantakkan dunia kesehatan, kembali melaporkan sub varian baru, yaitu BA.2.75, yang oleh sebagian pihak disebut sebagai “centaurus”. Badan ilmiah di India, “Indian SARS-CoV-2 Consortium on Genomics (INSACOG)” pada akhir minggu yang lalu melaporkan bahwa di negara itu BA.2 yang kini mendominasi.

"Bagusnya Indonesia juga punya konsorsium genomik seperti India ya. Dan dari hasil laporan di India BA.4 dan BA.5 hanya ditemukan pada kurang dari 10% sampel mereka, sementara BA2.38 ada pada 30% sampelnya," ujar Tjandra dalam keterangan, Senin (11/7/2022).

Tjandra melanjutkan, memang sejauh ini belum ada kepastian tentang penularan dan berat ringannya dampak BA.2.75 serta kemungkinan menghindar dari sistem imun seseorang, hanya sejak dari India maka kini kasus sudah menyebar ke 10 negara. Data sementara yang ada menunjukkan bahwa BA.2.75 menunjukkan setidaknya 8 mutasi tambahan daripada BA.5 yang sekarang banyak di Indonesia.

Selain BA.2.75 yang memang suidah dalam monitoring WHO maka ada juga sub varian lain yang perlu dapat perhatian, antaranya adalah BA.5.3.1 yang disebut juga sebagai “Bad Ned” karena ada mutasi pada N:E136D. Otorita kesehatan Shanghai kemarin juga menyebut tentang BA.5.2.1 yang terdeteksi di Pudong, Shanghai.

"Semua perkembangan ini membuat kita perlu waspada. Kita berbesar hati dengan arahan Presiden Jokowi pada saat Idul Adha bahwa “baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan memakai masker adalah masih sebuah keharusan. Arahan Presiden ini amat penting bukan saja karena memang perlindungan dengan masker memang amat penting, tetapi juga karena beberapa waktu yang lalu ada semacam “beda pendapat” sesudah Wakil Presiden juga menyebutkan tentang pemakaian masker di luar ruangan," tutur Tjandra.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: