Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erick Thohir: Kita Rugi, 95% Kargo Asal Belawan Harus Lewat Singapura dan Malaysia

Erick Thohir: Kita Rugi, 95% Kargo Asal Belawan Harus Lewat Singapura dan Malaysia Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada Kuliah Umum Tokoh Nasional di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2022). Kuliah Umum tersebut membahas "Kolaborasi BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Generasi Digital yang Tangguh di Era Disrupsi". | Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto

PT Pelindo mencatat, dari 550.871 TEUs peti kemas yang bongkar muat di Belawan pada 2021, sebanyak 59% berasal/menuju pelabuhan-pelabuhan di Malaysia. Sisanya, 25% menuju Singapura, dan 16% lagi ke Thailand, Taiwan, dan beberapa negara lain.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor dari Sumut sejauh ini tersebar ke lebih dari 30 negara. Berdasarkan tonase, pada 2021, ekspor dari daerah ini paling banyak ditujukan ke Cina (16%), India (6,7%), Jepang (6,2%), dan Amerika Serikat (4%). Porsi Malaysia dan Singapura sebagai negara tujuan akhir ekspor dari Sumut sangatlah kecil (kurang dari 2%).

Baca Juga: Menteri Erick Dipercayakan Mampu Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional

Ekspor barang yang transit ke negara lain sangat merugikan perekonomian. Praktik ini membuat ekspor Indonesia kurang kompetitif karena harus menanggung biaya logistik yang mahal serta makan waktu. Selain itu, Indonesia juga harus kehilangan banyak devisa.

Selain merugikan pelaku ekspor, transshipment ini membuat Indonesia kehilangan lebih banyak devisa. Jasa layanan kapal kontainer selama ini dibayar dalam mata uang asing (dollar AS).

Data Bank Indonesia mencatat, dari US$6,286 miliar defisit neraca jasa transportasi Indonesia pada 2021, sebesar US$6,232 miliar (99%) disumbangkan oleh defisit pada biaya pengangkutan barang (sea freight).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: