Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peneliti IPB University Manfaatkan Limbah Sawit sebagai Future Fashion

Peneliti IPB University Manfaatkan Limbah Sawit sebagai Future Fashion Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti IPB University dari Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengembangkan benang dan kain yang berasal dari biomassa sawit. Inovasi ini sekaligus menjadi tantangan bangsa, sebab ketersediaan benang sintetis, semi sintetis dan kapas lokal sangatlah terbatas.

"Kami ingin menciptakan future fashion, tidak hanya berbahan kapas dan benang sintetis, namun berbasis biomassa sawit," ujar Ketua Tim Peneliti, Dr Siti Nikmatin, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (13/7/2022).

Ia bersama dua anggota tim penelitiannya, yakni Dr Irmansyah dan Bambang Hermawan, MSi tengah mengembangkan daur ulang dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi benang yang dapat dipergunakan sebagai aplikasi industri kreatif fashion. Riset ini berada dalam bidang penelitian Biomaterial dari hibah riset yang didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Baca Juga: Masih Merosot, Harga TBS Petani Sawit Dipengaruhi Resesi Amerika

Menurut Dr Siti, perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Terbukti, perkembangan kebun kelapa sawit dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Selain diambil minyaknya, keberadaan perkebunan sawit yang menghasilkan limbah sangat penting untuk dimanfaatkan.

"Output dari riset ini adalah membuat kain dari benang sawit yang disesuaikan dengan produk fashion," jelasnya.  

Untuk mewujudkan tujuan penelitian ini, tim peneliti berkolaborasi dengan beberapa pihak, di antaranya Penelitian dan Pengembangan Balai Besar Selulosa Kementerian Perindustrian (Litbang Kemenperin) di Bandung, Mitra Unit Kecil Menengah (UKM) PT Interstisi material Maju di Bogor dan Kelompok Tani (Poktan) Manunggal Alam di lingkar desa sawit PTPN VIII Kabupaten Bogor.

Dalam prosesnya, peneliti bersama mitra telah melalui berbagai uji coba hingga mendapatkan titik optimum dalam menghasilkan pulp, rayon viskosa, dan benang yang dapat menjadi substitutif dengan benang lainnya.

Baca Juga: Kepala SEAFAST Center IPB University: Sawit Bantu Menurunkan Angka Stunting

"Riset ini menjadi tantangan bagi negara yang concern dalam menghasilkan benang dan kain berbahan dasar sumber daya alam hayati. Banyak negara maju seperti Swiss, Finlandia dan Kanada melakukan penelitian seperti Dr Siti, dan hasilnya masih di titik yang sama dengan riset ini," jelas Rina Masriani, pihak mitra dari Litbang Balai Besar Selulosa Kemenperin.

Aktivitas riset ini telah dikunjungi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University yang dilaksanakan pada 30/6/2022 di Bandung. Wakil Kepala LPPM IPB University bidang Penelitian, Prof Sugeng Heri Suseno mengobservasi lokasi pengembangan benang berbahan dasar limbah sawit. Menanggapi permasalahan yang tengah dihadapi tim peneliti dan mitra, ia menyampaikan simpati dan dukungannya.

"Semuanya harus dapat dilakukan secara paralel. Jika ada masalah, LPPM IPB University siap untuk membantu. Karena ini tentang permasalahan bangsa. Kalau perlu bantuan rektor, insyaAllah dapat kami sampaikan," tutur Prof Sugeng.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: