Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dunia Terancam Krisis Ekonomi Global, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Dunia Terancam Krisis Ekonomi Global, Apa yang Bisa Kita Lakukan? Ilustrasi Investasi. | Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dunia tengah berhadapan dengan berbagai krisis ekonomi, mulai dari krisis pangan hingga inflasi. Salah satu negara yang terdampak adalah Sri Lanka yang baru-baru ini mengalami kebangkrutan. Indonesia juga tengah diwanti-wanti untuk memperkuat ketahanan ekonominya agar tidak bernasib sama seperti Sri Lanka.

Tak hanya pemerintah, masyarakat juga dapat melakukan upaya mitigasi guna mengantisipasi krisis ekonomi global. Perencana keuangan Advisor Alliance Group Andy Nugroho membagikan empat tips jitu yang dapat dilakukan masyarakat untuk melindungi kondisi finansialnya.

"Pertama, mengurangi dan menunda pembelanjaan ataupun konsumsi yang bersifat kesenangan atau keinginan semata. Sebaiknya, dananya disimpan dan dialokasikan sebagai dana darurat ataupun tabungan," ujar Andy kepada Warta Ekonomi, Kamis (14/7/2022).

Baca Juga: Inflasi Indonesia Relatif Aman, Tapi Pemerintah Jangan Diam Saja atas Gejolak Dunia!

Kedua, apabila masyarakat ingin berinvestasi, sebaiknya pilih instrumen investasi yang risikonya sedang atau rendah, seperti di obligasi negara, Surat Berharga Negara (SBN), deposito, atau logam mulia.

Ketiga, bila telah berinvestasi, perhatikan dengan seksama portofolio investasi milik masing-masing. Bila masuk di instrumen berisiko tinggi, seperti pasar saham, segera bersiap untuk switching keluar dari investasi tersebut lalu pindah ke instrumen investasi dengan risiko lebih rendah bila ternyata harganya terus turun, bahkan sampai melewati batas toleransi risiko masing-masing.

Terakhir, bagi para pebisnis atau pengusaha, sebaiknya pertimbangkan lagi bila ada rencana untuk ekspansi usaha, terlebih bila modalnya berasal dari hasil pinjaman.

"Karena ada kemungkinan suku bunga akan naik, jadi jangan sampai kita kesulitan untuk mengembalikan pinjaman karena bunganya tinggi," tutur Andy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: