Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

239 Petani Swadaya Bimbingan Program Kao, Apical & Asian Agri Lolos Audit RSPO Tanpa Hasil Temuan

239 Petani Swadaya Bimbingan Program Kao, Apical & Asian Agri Lolos Audit RSPO Tanpa Hasil Temuan Kredit Foto: Imamatul Silfia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebanyak 239 petani swadaya di Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, telah lolos audit sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) tanpa hasil temuan pada 18-21 April 2022 lalu.

Petani-petani tersebut merupakan binaan program Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment (SMILE) yang digagaskan oleh Kao, Apical, dan Asian Agri.

Director of Sustainability & Stakeholder Relations Asian Agri Bernard A. Riedo mengungkapkan program mulanya dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani swadaya yang menyumbang sekitar 40% dari produksi minyak sawit di Indonesia.

Baca Juga: Harga Tak Kunjung Turun, 10 Ribu Petani Sawit Relakan Dana Insentif RSPO Demi Bangun Pabrik Migor

"Kami sangat bangga dengan para petani mitra kami yang telah berhasil menyelesaikan audit RSPO dengan hasil tanpa temuan," ujar Bernard dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (14/7/2022).

Petani yang berada di bawah SMILE Fase Pertama akan menjalani audit utama RSPO pada Q3 2022. Sementara itu, progres sertifikasi untuk para petani ini akan terus dipantau. Adapun persiapan yang sedang berlangsung saat ini adalah proses sertifikasi RSPO untuk para petani yang terdaftar di bawah Fase Kedua program SMILE. 

Audit telah dilakukan oleh PT Mutuagung Lestari, yang terakreditasi internasional, dan mengikuti proses verifikasi yang ketat. Hal ini sejalan dengan Prinsip & Kriteria RSPO yang ketat untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan.

Para petani perlu melalui proses audit yang meliputi nol deforestasi, pengelolaan limbah, dan perlindungan terhadap lahan gambut untuk mendapatkan sertifikasi RSPO. Audit juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa praktik perkebunan yang dilakukan oleh petani adalah praktik terbaik yang berkelanjutan dan tahan terhadap perubahan iklim, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan para petani yang telah mengadopsi praktik manajemen terbaik untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Ketua Koperasi Konsumen Tebing Tinggi Pangkatan Sejahtera, Khairul Anam, mengungkapkan program SMILE memiliki dampak yang besar terhadap para petani swadaya.

"Kami tidak hanya mendapatkan manfaat dalam mempelajari metode agrofarming yang tepat untuk mengelola perkebunan sawit, tapi kami juga mendapatkan peralatan tambahan selain premi yang diberikan. Dengan banyaknya manfaat dari program SMILE, kami berharap petani lainnya juga tertarik untuk mengikuti program ini," tuturnya.

Sebagai informasi, SMILE telah dimulai sejak 2020 lalu dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian petani dengan mengatasi hambatan yang dapat memengaruhi produktivitas petani swadaya secara langsung dan berfokus pada penguatan praktik terbaik dan berkelanjutan serta tahan terhadap perubahan iklim.

Sejumlah pencapaian yang telah diperoleh program ini di antaranya partisipasi dari 698 petani plasma untuk program SMILE fase pertama, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Inti Indosawit Subur, salah satu unit bisnis Asian Agri dengan masing-masing koperasi di Provinsi Sumatera Utara, Riau, dan Jambi serta audit dari RSPO.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: