Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tsai Ing-wen Mulai Kampanyekan Pemilihan, Suarakan Kekuatan Taiwan karena...

Tsai Ing-wen Mulai Kampanyekan Pemilihan, Suarakan Kekuatan Taiwan karena... Kredit Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Warta Ekonomi, Taipei -

Kampanye partai untuk pemilihan bulan November mendatang mulai disuarakan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Tsai melebih-lebihkan ketahanan ekonomi pulau itu dari tantangan global seperti perang di Ukraina dan inflasi.

Partai Tsai yakin Democratic Progressive Party (DPP) menenangkan pemilihan presiden dan parlemen pada 2020 lalu. Oposisi utamanya Kuomintang (KMT) memenangkan pemilihan wali kota dan anggota dewan kota pada 2018.

Di kongres tahunan DPP ia diperkenalkan sebagai "Kapten Taiwan". Di hadapan anggota partainya Tsai mengatakan masa paska-pandemi akan penuh tantangan dan kesempatan, ia menyoroti invasi Rusia ke Ukraina dan lonjakan inflasi dunia.  

"Tapi kami dapat percaya dengan diri kami sendiri. Dasar ekonomi Taiwan bagus, dan juga banyak industri yang meraih posisi strategis dalam proses re-strukturisasi rantai pasokan global," katanya, Ahad (17/7/2022).

Walaupun prediksi pertumbuhan ekonomi Taiwan pada tahun 2022 turun 4 persen dan mungkin akan dipangkas lagi. Para pembuat kebijakan pulau itu berulang-kali menekan kuat ekspor sebagai tanda positif terutama ekspor semi-kondutor.

Tsai yang merupakan ketua dewan DPP mengatakan apa yang terjadi pada 2018 merupakan pelajaran berharga.

"Tapi kami semua sangat tahu rakyat mengajarkan sebuah pelajaran karena mereka ingin kami lebih baik," katanya.

Saat ditanya wartawan apakah ia yakin dalam pemilihan umum, Tsai memberikan ibu jarinya. Pemungutan suara 26 November mendatang akan menjadi tes bagi partai berkuasa maupun oposisi.

Sebelum pemilihan presiden dan parlemen yang akan digelar pada awal 2024. Serta digelar di tengah semakin gencarnya tekanan China yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya.

Pemilihan wali kota dan anggota dewan biasanya lebih tentang isu-isu lokal seperti polisi dan masalah sosial dibandingkan posisi internasional Taiwan atau hubungan dengan Cina. Tsai tidak membahas China dalam kongres DPP.

KMT yang menguasai China sebelum melarikan diri ke Taiwan usai kalah perang saudara dengan Partai Komunis pada tahun 1949 biasanya lebih dekat dengan China. Sehingga DPP dapat menjual kebebasan dan demokrasi pada pemilih.

Partai oposisi membantah hal tersebut tapi tidak dapat mengguncang tuduhan jelang pemilihan 2020. Sehingga DPP menang telak.

KMT menuduh pemerintah sengaja mengambil sikap antogonis ke China dan mengalihkan isu seperti 4 juta warga Taiwan terinfeksi Covid-19 dan gagal mengatasi masalah yang tak kunjung selesai seperti pemadam listrik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: