Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dengan Pede Iran Pamerkan Teknologi Pembuatan Bom Nuklir Sudah Dikuasai, Amerika dan Israel Siap-siap

Dengan Pede Iran Pamerkan Teknologi Pembuatan Bom Nuklir Sudah Dikuasai, Amerika dan Israel Siap-siap Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Teheran -

Seorang pejabat dari Iran mengklaim bahwa negaranya secara teknis mampu membuat bom nuklir tetapi belum memutuskan apakah akan membangunnya. 

"Dalam beberapa hari kami dapat memperkaya uranium hingga 60% dan kami dapat dengan mudah menghasilkan 90% uranium yang diperkaya,” kata pejabat bernama Kamal Kharrazi.

Baca Juga: Tutorial Cara Bertahan Hidup dari Serangan Nuklir Versi Pemkot New York, Netizen: Salah Sih Enggak, tapi Ngebantu Juga Enggak!

Mimpi buruk yang mungkin ditujukan untuk Amerika Serikat dan Israel itu dinyatakan oleh seorang penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, seperti dilaporkan Al Jazeera, Minggu (17/7/2022).

Teheran juga akan langsung menanggapi Israel jika keamanannya menjadi sasaran, kata laporan itu mengutip pernyataan penasihat.

"Iran memiliki sarana teknis untuk memproduksi bom nuklir tetapi belum ada keputusan oleh Iran untuk membuatnya," tambah Kamal Kharrazi.

Pada tahun 2018, mantan Presiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia.

Padahal kesepakatan itu dapat membua  Iran mengekang pekerjaan pengayaan uraniumnya, jalur potensial menuju senjata nuklir, dengan imbalan bantuan dari sanksi ekonomi.

Sekitar setahun setelah kebijakan "tekanan maksimum" Trump terhadap Iran, Teheran mulai melanggar pembatasan nuklir pakta itu.

Iran telah lama membantah mencari senjata nuklir, dengan mengatakan pihaknya memurnikan uranium hanya untuk penggunaan energi sipil.

Pemerintah negara itu mengatakan pelanggarannya terhadap kesepakatan internasional dapat dibalikkan jika Amerika Serikat mencabut sanksi dan bergabung kembali dengan perjanjian.

Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan pemerintahan Presiden Joe Biden, yang bertujuan untuk membawa Washington dan Teheran kembali mematuhi pakta nuklir, telah terhenti sejak Maret.

Kharrazi mengatakan Teheran tidak akan pernah bernegosiasi mengenai program misil dan kebijakan regionalnya, seperti yang diminta oleh Barat dan sekutunya di Timur Tengah.

Baru-baru ini, perjanjian AS-Israel tentang Deklarasi Yerusalem tentang Kemitraan Strategis AS-Israel mencakup sikap bersama terhadap program nuklir Iran dan agresi regional.

Perjanjian itu menyepakati pemanfaatan "semua elemen kekuatan nasional" untuk mencegah Iran dari memperoleh senjata nuklir.

Sementara itu pada Sabtu (16/7/2022) lalu selama kunjungan Presiden Joe Biden, AS dan Arab Saudi sepakat tentang pentingnya menghentikan Iran dari "memperoleh senjata nuklir".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: