Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MenKopUKM Ajak Nelayan Berkoperasi Agar Tangguh Kelola Sektor Kelautan

MenKopUKM Ajak Nelayan Berkoperasi Agar Tangguh Kelola Sektor Kelautan Kredit Foto: KemenkopUKM

Ada juga KNTI Tarakan dan Tanjungbalai yang secara aktif menjaga agar laut tidak dirusak dengan alat tangkap merusak, seperti trawl. Begitu juga KNTI Medan, Semarang, Lombok Timur, dan Aceh Selatan, yang tidak lelah membantu nelayan agar semakin mudah mendapatkan BBM bersubsidi.

"Tak ketinggalan, ada koperasi KNTI dari Surabaya yang ikhtiarnya adalah memperluas skala ekonomi usaha nelayan," kata Riza.

Baca Juga: Kemenkop-UKM Teken MoU guna Perkuat UMKM di Rest Area

Lebih dari itu, KNTI juga terlibat langsung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan dan terlibat aktif mengawal kebijakan-kebijakan agar berpihak pada nelayan kecil dan tradisional. Pasalnya, menurut Riza, nelayan kecil dan tradisional merupakan 96 persen dari total kekuatan nelayan Indonesia.

"Inilah yang memastikan tersedianya pasokan ikan, baik untuk konsumsi maupun industri di Tanah Air," kata Riza.

Bahkan, ikan inilah yang selanjutnya akan dikonsumsi ibu-ibu di Tanah Air ketika hamil sehingga janinnya kuat, anak-anak generasi ke depan lebih sehat dan intelegensianya lebih tinggi, hingga terhindar dari penyakit.

Baca Juga: Kemenkop-UKM Teken MoU Perkuat Pasok Usaha Mikro Pertanian

"Maka, memastikan nelayan kecil dan tradisional hidup sejahtera adalah bagian dari kepentingan besar bangsa kita. Juga, memastikan tidak ada masalah pangan, tidak ada masalah lapangan pekerjaan, tidak ada masalah kesejahteraan, dan tidak ada masalah lingkungan," kata Riza.

Oleh karena itu, Riza juga menekankan pentingnya nelayan mendapatkan akses BBM yang mudah. Karena, 60 persen biaya melaut adalah komponen BBM.

"Kita juga memastikan agar akses nelayan terhadap perairan laut tetap terbuka. Tidak di kavling-kavling. Karena, tanpa laut tak ada nelayan. Tak ada ikan. Tak ada sumber protein hewani kita. Tak ada masa depan," ucap Riza.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: