Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elemen Pertembakauan Tolak Kenaikan Cukai Rokok

Elemen Pertembakauan Tolak Kenaikan Cukai Rokok Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto

Ketua Umum Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Dahlan Said juga berharap pemerintah dapat kembali memberi perhatian dan memperjuangkan komoditas tembakau dan cengkeh yang saat ini terus tergerus oleh tekanan pihak asing dan kampanye negatif. Padahal, kedua komoditas ini selayaknya dipertahankan dan dikembangkan agar terus dapat berkontribusi bagi negeri.

Perwakilan Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman (FSP RTMM) juga secara tegas menyampaikan bahwa para pekerja tidak kenal lelah memperjuangkan sektor yang menjadi tumpuan mata pencaharian bagi 6 juta tenaga kerja ini. Pasalnya, setiap tahun jumlah pabrikan terus menurun.

Baca Juga: Kemenkeu Mau Lanjutkan Simplifikasi Cukai Rokok, Bagaimana Nasib Industri Tembakau?

Pada tahun 2011 masih berproduksi 1.540 pabrik, tetapi sampai sekarang tinggal sekitar 487 pabrik rokok. Begitu juga dengan produksi, bahkan produksi rokok di bulan Mei 2022 menjadi yang terendah dalam 14 bulan terakhir. Akibatnya, mata pencaharian terancam.

"PHK terus membayangi, apalagi dengan rencana revisi peraturan pengendalian yang tidak ada ujung pangkalnya disertai kenaikan cukai tinggi yang terus saja datang," kata dia.

Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Benny Wahyudi berharap pemerintah memasukkan industri hasil tembakau (IHT) ke sektor yang dibiayai program pemulihan ekonomi nasional.

"Alih-alih mendapat insentif, tarif cukai hasil tembakau kembali dinaikkan. Begitu juga untuk tahun depan, industri harap-harap cemas. Industri kian tercekik karena produksi terus menurun," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Temanggung AL Khadzig mengatakan, persaingan industri rokok membuat pasar rokok kretek di pasaran menyempit. Hal ini dipengaruhi seperti pembatasan aturan area merokok, iklan merokok, produk rokok yang tidak dapat menjadi sponsor olahraga, dan kerugian lainnya. "Cukai rokok ini terus naik dan harga rokok makin tinggi akibatnya volume penjualan terus menurun," keluh dia.

Anggota DPR Dari Fraksi PKB Luluk Hamidah mengajak agar semua elemen masyarakat untuk berkomitmen mendorong kualitas tembakau nusantara. Menurutnya, tembakau telah menjadi warisan sejarah, budaya, dan mendarah daging bagi masyarakat khususnya di sentra tembakau. Di sisi lain, telah menjadi penopang utama perekonomian rumah tangga. Karenanya, Indonesia adalah penghasil kretek dan tembakau terbaik dunia.

Anggota DPR RI Fraksi Golkar Yahya Zaini juga menambahkan bahwa untuk mempertahankan ekosistem pertembakauan, seluruh elemen harus bersatu dan memperjuangkan advokasi masyarakat, regulasi, serta perjuangan politisi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: