Komoditas energi diperkirakan masih akan mengalami tren bullish pada kuartal III-2022. Hal itu diprediksi oleh tim riset Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX).
"Kalau di kuartal kedua, efeknya itu masih dari konflik Ukraina, tapi kemudian imbasnya ke krisis energi," ujar Girta Yoga, Research and Development ICDX, dalam kegiatan Commodity Outlook ICDX, Rabu (20/7/2022).
Secara global, indeks energi mengalami peningkatan sebesar 16,74% secara kuartal dan 85,96% secara tahunan pada kuartal II lalu.
Baca Juga: Kementerian ESDM Buka Lelang WK Migas, Berikut Daftarnya
Sedangkan di kuartal III, Yoga memproyeksikan harga crude oil akan berada di resistance US$110 hingga US$120 per barel dan support US$85 hingga US%87 per barel.
Sementara untuk gas alam akan berada di resistance US$7,50 hingga US$8,50 per mmbtu dan support US$5,50 hingga US$4,50 per mmbtu.
Adapun untuk harga batu bara berada di resistance US$475 hingga US$550 per ton dan support US$350 hingga US325 per ton.
Meski demikian, masih ada kemungkinan akan ada sentimen-sentimen yang menahan pergerakan harga tersebut, kata Yoga. Salah satunya adalah mengenai pakta produksi OPEC+ yang hingga saat ini tidak ada sinyal untuk berlanjut.
"Hal ini akan memengaruhi pasokan yang ada di pasar," jelas Yoga.
Di sisi lain, sejumlah sentimen yang juga akan berpengaruh pada pergerakan harga adalah embargo produk energi Rusia, perkembangan situasi Covid-19 di China, komitmen pengurangan emisi global, penggunaan kendaraan listrik, hingga kelanjutan negosiasi nuklir Iran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti