Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancaman Ukraina ke Rusia Luar Biasa Bernyali: Tinggalkan Krimea Jika Ingin Tetap Eksis Sebagai Negara

Ancaman Ukraina ke Rusia Luar Biasa Bernyali: Tinggalkan Krimea Jika Ingin Tetap Eksis Sebagai Negara Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich
Warta Ekonomi, London -

Ukraina sedang bersiap untuk melancarkan serangan di Semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia dan Armada Laut Hitam Rusia yang ditempatkan di sana, menurut Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Volodymyr Havrylov.

“Kami menerima kemampuan anti-kapal dan cepat atau lambat kami akan menargetkan armada tersebut,” kata Havrylov dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Times di London.

Baca Juga: Rusia: Kiriman Senjata Tempur Barat akan Menjadi Mimpi Buruk buat Ukraina

“Rusia harus meninggalkan Krimea jika mereka ingin tetap eksis sebagai sebuah negara,” imbuhnya.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari. Moskow sebelumnya menginvasi Ukraina pada 2014 dan merebut wilayah Krimea.

Krimea memiliki kepentingan strategis khusus bagi Rusia karena mencakup markas besar armada Laut Hitamnya di Sevastopol. Target berharga lainnya untuk Ukraina adalah jembatan sepanjang 18 km (11 mil) yang menghubungkan semenanjung Laut Hitam dengan daratan Rusia.

Havrylov mengatakan bahwa merebut kembali Pulau Ular, yang diduduki oleh Moskow pada awal invasi, adalah langkah pertama.

“Kami siap menargetkan mereka di seluruh Laut Hitam jika kami memiliki kemampuan itu,” katanya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov bereaksi dengan mengatakan bahwa pernyataan Havrylov menegaskan perlunya “operasi militer khusus”, karena perang secara resmi disebut di Rusia dan yang bertujuan, antara lain, untuk “denazifikasi” dan “demliterisasi” Ukraina.

“Hanya dengan cara seperti itu Ukraina dapat dibebaskan dari perwakilan kepemimpinan seperti itu,” kata Peskov, menurut kantor berita negara Rusia TASS.

Prospek serangan terhadap Krimea memicu peringatan minggu ini dari mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang mengatakan serangan semacam itu akan memicu konsekuensi yang menghancurkan bagi kepemimpinan Ukraina.

“Hari Penghakiman akan datang dengan sangat cepat dan sulit. Akan sangat sulit untuk menyembunyikannya," kata Medvedev, dikutip oleh kantor berita TASS pada Minggu (16/7/2022). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: