Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Negara-negara Arab Akan Adopsi Bitcoin sebagai Mata Uang yang Sah? Ini Kata Pangeran Serbia

Negara-negara Arab Akan Adopsi Bitcoin sebagai Mata Uang yang Sah? Ini Kata Pangeran Serbia Kredit Foto: Unsplash/Jeremy Bezanger
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pangeran Filip Karadordevi, yang dikenal sebagai Philip Karageorgevitch dalam bahasa Inggris, meredakan desas-desus bahwa negara Arab akan “segera” mengadopsi Bitcoin ( BTC ) sebagai alat pembayaran yang sah.

Melansir dari Cointelegraph, Senin (25/7/2022) dalam wawancara yang disampaikan Philip dari Serbia, sang pangeran menjelaskan bahwa adopsi Bitcoin merupakan keniscayaan bagi semua negara.

Sebagai hasil dari tesis yang pertama kali ia bagikan di podcast Bitcoin Reserves , beberapa outlet berita melontarkan komentar. Berita utama bahwa negara Arab akan segera mengadopsi Bitcoin dengan cepat menyebar.

Baca Juga: Laporan BCG: Pengguna Kripto Bakal Tembus 1 Miliar pada 2030

Namun, sebagai advokat Bitcoin, Philip menjelaskan bahwa adopsi Bitcoin, pada kenyataannya, tidak dapat dihindari untuk semua negara dan bukan hanya negara-negara Arab. 

“Itu pasti akan terjadi. Tapi saya tidak tahu negara mana atau siapa yang akan melakukannya di mana atau semacamnya, tapi itu pasti akan terjadi. Setiap negara pada akhirnya akan mengadopsi Bitcoin," katanya. 

Pangeran itu berbagi bahwa Bitcoin sangat cocok untuk negara-negara Muslim karena menghasilkan uang Syariah yang sempurna. Hukum Islam, yang dikenal sebagai Syariah, didasarkan pada ajaran Quran dan menentukan apakah sesuatu itu diperbolehkan (halal) atau ilegal (haram). Dalam hal uang, Philp akan berpendapat bahwa Bitcoin, pada kenyataannya, halal dan bentuk sempurna dari keuangan Islam. 

“Hanya masalah waktu sebelum negara Muslim yang mengikuti hukum Syariah harus mengadopsinya. Beberapa orang mengambilnya dan menjadikannya sebagai barang jualan, mengatakan bahwa tentu saja, jika seorang pangeran mengetahuinya, bahwa beberapa negara Arab atau Muslim akan segera mengadopsi Bitcoin, maka itu akan terjadi," ungkapnya. 

Untuk diketahui, Pangeran Philip secara teknis adalah pangeran Serbia dan Yugoslavia karena ketika monarki dihapuskan, Serbia sebagai negara belum terbentuk. “Tapi hari ini, jelas, Yugoslavia tidak ada. Dan karena kami berasal dari Serbia, maka itu dari Serbia,” Philip mengklarifikasi.

Saat ini, Serbia adalah republik parlementer, meskipun beberapa orang Serbia mendukung pembentukan monarki parlementer, mirip dengan Inggris. 

Philip muncul di kancah Bitcoin pada bulan Maret tahun ini ketika dia muncul di acara obrolan. Dia menjelaskan perbedaan antara Bitcoin dan kripto, menambahkan bahwa Bitcoin adalah kebebasan, dan ini adalah sesuatu yang ia inginkan untuk semua orang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: