Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Perlu Takut dengan Seruan Revolusi Akhlak Habib Rizieq, Waketum MUI: Ini Sejalan dengan Harapan Jokowi

Tak Perlu Takut dengan Seruan Revolusi Akhlak Habib Rizieq, Waketum MUI: Ini Sejalan dengan Harapan Jokowi Kredit Foto: Suara.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seruan revolusi akhlak yang digaungkan Habib Rizieq Shihab (HRS) pascabebas bersyarat pada Rabu (20/7) dinilai oleh Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan.

Menurutnya, revolusi akhlak yang digaungkan HRS merupakan pertanda negara dan bangsa sudah dalam keadaan bahaya atau tidak dalam keadaan baik-baik saja. Mengingat, kata Anwar Abbas, merebaknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di Indonesia yang saat ini sudah luar biasa. Ia pun mengutip pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebut praktik korupsi saat ini sudah merebak ke legislatif dan yudikatif.

Baca Juga: Pengaruh Habib Rizieq di Pemilu 2024, Pengamat Ungkap Fakta Ini...

"Menurut Mahfud MD, korupsi di masa orde baru hanya ada di lembaga eksekutif, tapi di masa reformasi korupsi yang merupakan perbuatan tercela dan telah merusak bangsa tersebut sudah merebak ke lembaga legislatif dan yudikatif," tutur Anwar Abbas, mengutip Suara.com, Selasa (26/7/).

Karena itu, kata Anwar, Revolusi Akhlak yang digaungkan Habib Rizieq harus didukung dan menjadi perhatian semua pihak. Terlebih, gagasan Revolusi Akhlak itu dinilainya sejalan yang diinginkan Presiden Joko Widodo, yakni core values Ber-Akhlak.

"Gagasan yang disampaikan HRS tersebut saya lihat sangat sesuai dan sejalan dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh Presiden Jokowi," papar Anwar Abbas.

Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2017 Presiden Jokowi telah menyampaikan harapan kepada para guru yang ada di seluruh Tanah Air agar bisa membentuk generasi muda yang berkarakter. Bahkan di tahun 2021, Jokowi meluncurkan sebuah core values Ber-Akhlak bagi para ASN.

Tokoh Muhammadiyah itu juga menjelaskan, meskipun kata Ber-Akhlak merupakan singkatan dari berorientasi pelayanan, Akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, di sana terkandung maksud agar para ASN memiliki sifat-sifat terpuji. Selain itu, juga diharapkan menjadi insan- insan ASN yang memiliki akhlak dan budi pekerti mulia.

"Karena tanpa itu, negeri dan bangsa ini tentu akan menjadi negeri dan bangsa yang rusak dan berantakan. Hal demikian tentu saja tidak kita inginkan. Hal itu pulalah saya rasa yang hendak disampaikan oleh Habib Rizieq Shihab melalui revolusi akhlak yang digaungkannya," imbuh dia.

Selain itu, tuturnya, secara teoritis dan praktis, bangsa Indonesia masih memiliki keinginan untuk menjadikan bangsa dan negara tak hanya menjadi negara yang maju, tetapi juga adil, tenteram, dan bahagia. Karena itu, aparatur sipil negara (ASN) dan rakyat Indonesia harus memiliki karakter yang baik dan luhur serta menjunjung akhlakul karimah.

"Jika kita masih punya keinginan untuk menjadikan bangsa dan negara ini menjadi bangsa dan negara yang maju, bahkan tidak hanya sekadar maju, tapi juga adil, di mana rakyatnya hidup dengan aman, tentram, damai, sejahtera dan bahagia," ungkap dia.

"Maka tidak dapat tidak, seluruh para pemimpin, para ASN dan rakyat luas di negeri ini harus sama- sama memiliki karakter yang baik dan luhur yang menjunjung tinggi al akhlakul karimah," sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: