Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani: Upaya The Fed Tekan Inflasi Malah Mempengaruhi Ekonomi Global

Sri Mulyani: Upaya The Fed Tekan Inflasi Malah Mempengaruhi Ekonomi Global Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, respons The Federal Reserve (The Fed) dalam upaya menekan laju inflasi Amerika Serikat (AS) yang mencapai 9,1 persen pada bulan Juni dengan menaikkan suku bunga acuan jelas akan memengaruhi kondisi perekonomian global.

"Dampak dari inflasi AS 9,1 persen di bulan Juni, yang direspons dengan kenaikan suku bunga yang makin agresif dari The Federal Reserve (The Fed) jelas akan berpotensi memengaruhi kesehatan perekonomian Global," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juli 2022, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga: Bukan Covid-19, Sri Mulyani Beberkan Masalah Perekonomian Dunia Terbaru, Simak!

Ia menyampaikan, secara historisnya setiap AS menaikkan suku bunga apalagi secara sangat agresif biasanya diikuti oleh krisis keuangan dari negara-negara berkembang. Seperti hal-nya yang terjadi pada tahun 1974, 1980-an dan juga pada tahun akhir 1980. 

Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan bahwa hal ini menjadi salah satu yang menjadi risiko yang dipantau oleh institusi seperti International Monetary Fund (IMF) di dalam melihat vulnerabilitas atau kerawanan negara-negara developing dan negara-negara emerging

"Volatilitas yang meningkat ini juga menimbulkan kemungkinan penurunan atau pelemahan kinerja ekonomi negara-negara di seluruh dunia," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, dengan adanya kenaikan suku bunga acuan yang sangat agresif di AS sendiri turut berpotensi hadapi ancaman resesi. Berdasarkan survei Bloomberg, AS mengalami resesi hingga mencapai 40 persen. Demikian juga dengan Eropa, perang yang saat ini sedang terjadi memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap probabilitas Eropa mengalami resesi 55 persen. 

"Mereka yang dihadapkan pada dilema kenaikan inflasi dan pengetatan moneter yang menyebabkan pelemahan ekonomi, tapi mereka juga yang dihadapkan dengan kemungkinan resesi," imbuh Sri Mulyani.

Baca Juga: Gak Tahan Sama Pengacara Brigadir J, Kuasa Hukum Istri Ferdy Sambo Blak-blakan: Tunggu Dipersidangan

Indonesia dalam hal ini, probabilitas untuk alami resesi, menurut survei tersebut adalah 3 persen. "Tentu dibandingkan dengan negara-negara tersebut jauh lebih kecil. Meskipun demikian, kita tetap harus terus waspada, Kenapa? karena semua indikator ekonomi dunia itu mengalami pembalikan, yaitu dari tadinya recovery menjadi pelemahan. Dan pada saat yang sama kita juga melihat kompleksitas dari policy yang bisa menimbulkan spill over." 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: