Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkurangnya Toleransi dan Penghargaan pada Perbedaan

Berkurangnya Toleransi dan Penghargaan pada Perbedaan Kredit Foto: Unsplash/NordWood Themes
Warta Ekonomi, Jakarta -

Digitalisasi saat ini juga justru menjadi panggung budaya bagi orang asing, di mana informasi begitu mudah masuk karena internet. Kini ada arus kebudayaan K-Pop dari Korea Selatan masuk sebagai sesuatu yang disukai masyarakat. Padahal, budaya negeri sendiri tak kalah menarik dan kaya dari Sabang hingga Merauke.

Masyarakat yang hidup di era digital memang sangat erat kaitannya dengan teknologi internet yang menghubungkan antara orang satu dengan lainnya tak terbatas jarak, waktu, bahkan meliputi perbedaan tingkat ekonomi dan pendidikan. Tak heran jika budaya asing akhirnya mudah masuk dan diterima masyarakat.

Baca Juga: Tanamkan Nilai Pancasila Agar Ruang Digital Lebih Positif

"Muncul tantangan budaya di era digital mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, kebebasan berekspresi yang kebablasan," kata Guru SMAN Ploso Jombang, Hanifah Atmi, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada Rabu (27/7/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Saat ini pemahaman pengguna akan hak-hak digital juga masih kurang. Dengan keanekaragaman kultural yang ada di ruang digital, muncul juga permasalahan berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan. Ada pula pelanggaran hak cipta dan karya intelektual, serta hilangnya batas-batas privasi.

Sebab itu, perlu ditanamkan budaya bermedia digital yang berdasarkan pemahaman akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, di mana nilai Pancasila dijabarkan pada tiap silanya.

Selaik itu perlu adanya pengetahuan akan perlunya mencintai produk negeri sendiri dan kegiatan produktif lainnya sehingga globalisasi tidak memengaruhi bagaimana masyarakat tetap mencintai produk dalam negeri. Begitu juga dengan pemahaman nilai Pancasila yang akan membawa sikap toleransi dan menghargai perbedaan.

Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Produktif di Dunia Digital, Bisnis Beralih Online

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Ketua Komite Kampanye dan Publikasi Mafindo, Yuli Setiowati, Guru SMAN Ploso Jombang, Hanifah Atmi, dan Pegiat Literasi Digital Rofidatul Hasanah. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: