Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jet Tempur KF-21 Rancangan Korea Selatan Libatkan Banyak Insinyur Indonesia

Jet Tempur KF-21 Rancangan Korea Selatan Libatkan Banyak Insinyur Indonesia Kredit Foto: Reuters/Yonhap
Warta Ekonomi, Jakarta -

KF-21 Boramae yang dirancang Korea Selatan bersama dengan Indonesia berhasil mengudara pada 19 Juli lalu. Sejumlah insinyur Indonesia juga dilibatkan dalam proyek tersebut, meskipun secara terbatas.

Juru bicara PT Dirgantara Indonesia (DI) Kerry Apriawan, menjelaskan peran sekelompok insinyur PT DI yang silih berganti dikirim Korea Selatan selama lebih dari lima tahun belakangan ini. Menurutnya, para engineer  itu dilibatkan dalam sebagian desain dan analisis.

Baca Juga: KF-21 Boramae Sukses Mengudara, tapi Indonesia Belum Tepati Janjinya, Jokowi Siap Bereskan Masalahnya?

Kerry bilang, pengiriman mereka ke Korea Selatan untuk transfer teknologi pembuatan pesawat tempur bersama Indonesia-Korea Selatan dengan kode KFX/IFX. Saat ini KFX berganti nama menjadi KF-21 Boramae.

PT DI ditunjuk sebagai industrial participation oleh Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan. Total, PT DI total telah mengirim sekitar 200 insinyur-nya ke Korea Aerospace Industries (KAI) untuk mengikuti TOT itu sejak September 2016. Pengiriman sempat terhenti selama pandemi Covid-19.

Para insinyur itu sempat pulang pada Maret 2020. Lalu berangkat lagi Agustus 2021.  Saat ini 39 orang yang sedang berada di KAI, terdiri dari 37 engineer PT DI dan 2 tes pilot TNI AU.

Kendati dianggap belum selevel dengan jet tempur generasi kelima buatan China, jet KF-21 Boramae penting untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Jet tempur itu merupakan buatan Korea Selatan (Korsel) bekerja sama dengan Indonesia.

Mengutip South China Morning Post (SCMP), Selasa (26/7), pendanaan KF-21 dibantu Indonesia. Jakarta berjanji membayar 20 persen dari pengembangan jet buatan Industri Luar Angkasa Korsel tersebut. Total biaya yang diperlukan untuk pengembangan jet ini mencapai 6,7 miliar dolar AS, atau setara Rp100 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: