Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hati-Hati, Kebencian Bisa Matikan Berpikir Kritis

Hati-Hati, Kebencian Bisa Matikan Berpikir Kritis Kredit Foto: Unsplash/S O C I A L . C U T
Warta Ekonomi, Jakarta -

Individu cakap digital harus berpikir kritis sehingga bisa terhindar dari banyak masalah di dunia maya, mulai dari gegabah menyebar hoaks, terlalu percaya dengan informasi apapun, hingga berkomentar seenaknya.

Tidak semua informasi yang dilihat atau didapat media sosial benar sehingga dibutuhkan pola pikir kritis untuk meverifikasi informasi tersebut. Sayangnya sekarang ini masih banyak orang yang kerap tidak menerapkan critical thinking.

Baca Juga: Cegah Perundungan di Medsos! Gampang, Lakukan Dua Cara ini

"Critical thinking biasa tidak berjalan ketika ada kebencian. Misal dalam urusan politik, kemarin polarisasi begitu dahsyat, ada dua kelompok. Kelompok satu hanya mau mendengar junjungannya, begitu juga kelompok lainnya. Ini menunjukkan nalar mati, dia hanya mau mendengar apa yang didengar, dia mau percaya apa yang dianggap benar Ini menyedihkan, pintar tapi critical thinking-nya tidak bermain," kata Korwil Mafindo Bekasi Raya, Erie Heriyah saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, pada Minggu (31/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.

Ketika mendapat informasi, individu yang cakap digital akan mebaca dengan lengkap sebelum menyebarluaskan informasi sehingga pengecekan fakta kebeneran setiap informasi dari berbagai sumber terpercaya merupakan hal utama. Jangan sebarkan jika berita tersebut meragukan atau tidak terbukti benar.

"Orang yang tidak mau berpikir kritislah yang mudah termakan hoaks. Jadi jangan kaget kalau orang bergelar doktor atau bahkan profesor termakan hoaks. Kita sudah pernah melihat fenomena seperti itu," ujar Erie.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Jadikan Konten Kebudayaan Indonesia Sebagai Kiblat di Medsos

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Korwil Mafindo Bekasi Raya, Erie Heriyah. Kemudian Program Manager Njombangan, Dosen Unwaha, Purbowo, S.Agr., M.P, serta Relawan TIK Tulungagung, Arif Nuraini,M.Sy. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: