Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lapak Ganjar Merupakan Implementasi Ideologi Gotong Royong di Marketplace

Lapak Ganjar Merupakan Implementasi Ideologi Gotong Royong di Marketplace Kredit Foto: Antara/Idhad Zakaria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mendatangi tempat warga bernama Adi Nugroho yang memproduksi alat musik drum dari kayu, di Jalan Sanggrahan RT 2/RW 2, Kelurahan Lodoyong, Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Bukan tanpa alasan. Ganjar menyambangi tempat Adi katrena tertarik oleh succes story Adi yang mengembangkan bisnis UMKM alat musik, yang mampu menembus pasaran mancanegara. 

Terlebih lagi, pasca berpartisipasi di #LapakGanjar, omzet penjualan alat musik drum kreasinya melesat drastis hingga 75 persen.

Adi sebelumnya berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah musik di Ambarawa. Dia mencoba peruntungannya sebagai pengrajin drum dari kayu, di sela-sela aktivitas lainnya yaitu, manggung di kafe-kafe saat malam menjelang. 

Bisnis alat musik tabuh yang ditekuninya ini sempat limbung, saat pandemi mencengkeram.

”Saat saya menjalani bisnis drum, banyak yang meragukan, kenapa tidak bisnis kuliner saja? Apalagi masa pandemi. Beruntung ada Lapak Ganjar, yang membantu bagi pemasaran pelaku UMKM baru, termasuk saya. Sekali, dua kali pasang, pemesan mulai bermunculan seiring bertambahnya follower,” kata lelaki berusia 24 tahun itu.

Kini, dia mengaku menatap hari esok dengan optimisme, setelah dagangannya mulai laku keras. Satu snare drum produksinya dibandrol sekitar Rp 1,5 juta, jika satu set mencapai kisaran Rp 15 juta. Pembeli yang sudah menggunakan produknya datang dari Jawa Barat, Sumatera dan Taiwan, dan mayoritas dari Ambarawa dan Salatiga.

Adi merupakan potret di antara ribuan pelaku UMKM yang memanfaatkan ruang beriklan di instagram yang disediakan Ganjar Pranowo, melalui #LapakGanjar. Mayoritas pelaku UMKM yang mengalami guncangan akibat pandemi covid-19, terbantu penjualannya setelah membuka lapaknya di Instagram @ganjar_pranowo, @lapak_ganjar.

Lapak Ganjar awalnya adalah program Gubernur Ganjar Pranowo yang dimulai tahun 2020, untuk membantu pelaku UMKM Jateng memasarkan produknya secara online di masa pandemi. Saat itu, pelaku UMKM dilanda krisis akibat guncangan pandemi covid-19. Namun Lapak Ganjar mengembuskan angin segar bagi pelaku UMKM, yang ingin menjaring ‘potential buyers’.

Pada perkembangannya, lapak ini melebarkan area ke beberapa wilayah Indonesia, sehingga tidak hanya pelaku UMKM di Jateng yang bisa mengikuti program endorsement ini.

Keunggulan lapak ini, hanya dengan beberapa langkah saja, produk dari pelapak bisa diiklankan dengan jangkauan viewers ke seluruh Indonesia secara mudah, murah, cepat, tanpa terhambat.

Ganjar memang all out dalam memajukan UMKM di wilayah Jateng. Bahkan dalam rangka peringatan Bulan Bung Karno atau Bulan Pancasila pada Juni 2022, salah satu fokus utamanya adalah, mewujudkan kemandirian ekonomi melalui UMKM.

Besarnya perhatian gubernur pada UMKM bisa dipahami, mengingat sektor ini sangat potensial dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena itu, mengambil momentum Bulan Bung Karno, Ganjar membuat berbagai acara terkait peningkatan dan pendampingan UMKM Jateng di Kota Solo, pada 15 Juni 2022 lalu.

Salah satu agenda yang digeber yaitu, seminar Nasional bertajuk Menggali Gagasan Trisakti, Peran UMKM dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Melalui Transformasi Digital, bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Menurut Ganjar, UMKM punya potensi sangat besar dalam pemulihan ekonomi. Namun di sisi lain mereka butuh pendampingan agar semakin berkembang. Salah satu pendampingan yang mendesak adalah di bidang marketing. Bertolak dari realitas itu, kata dia, pada Bulan Bung Karno, Pemprov Jateng bekerja sama dengan e-commerce raksasa Nasional, blibli.com, meluncurkan marketplace bernama LapakJateng.id. Marketplace ini digunakan untuk menampung aneka produk UMKM Jateng.

Ganjar berharap, dengan dibukanya marketplace ini, para pelaku UMKM akan semakin semangat dan terus memperbaiki kualitasnya.

”Saya bersyukur, jualan produknya bagus-bagus, dan itu sudah ekspor semua. Tugas kami mendorong mereka (UMKM) yang lain, maka pelatihan sangat penting. Kami ingin betul-betul menjadikan UMKM tulang punggung ekonomi berdikari. Tetap stronger, tidak keder (kuatir),” tekadnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: