Hal Ini Bisa Mudahkan Netizen Kenali Hoaks dan Proteksi Diri di Era Digital, Simak!
Penyebaran informasi bohong atau hoax menjadi masalah utama di tengah kemajuan teknologi informasi.Sebab itu, setiap individu harus terus mengasah critical thinking untuk menghindari hoax yang merajalela.
“Dengan melatih critical thinking, ketika mendapat sesuatu, lebih sigap membentengi diri. Jadi seperti skeptis, menanyakan hingga hal sekecil apapun. Tapi dari situ kita bisa tahu kalau itu benar atau tidak,” kata Komite Media Sosial Mafindo, Silma Agbas saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (4/8/2022).
Baca Juga: Luwes dan Kreatif, Isi Dunia Digital dengan Konten Positif
Survei Omnibus Nielsen pada 2022 menunjukkan, 39 persen orang mengaku tidak pernah menerima hoax. Data ini jelas mengkhawatirkan. Tidak mungkin seseorang tidak menerima hoax di tengah maraknya penyebaran hoax di media sosial. Sehingga ada indikasi masyarakat tidak memahami apa itu hoax.
Hoax informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Sekarang ini, lanjut Silma, banyak hoax lama yang disebarluaskan kembali. Sebab itu, individu cakap digital harus kritis setiap mendapat informasi. Jangan mudah terprovokasi dengan judul.
“Kita tidak bisa membatas informasi yang berlalu lalang di medsos. Ketika mendapat berita, baca dari atas hingga bawah secara full. Hal sekecil apapun harus dicari ulang. Misal bisa cek juga dengan melihat lima media besar,” ujar Silma.
Baca Juga: "Sepertinya Bharada E Saja yang Menanggung Kasus Kematian Brigadir J"
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar