Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak Investor Asing Tinggalkan Pasar SBN, LPS: Justru ini Menguntungkan

Banyak Investor Asing Tinggalkan Pasar SBN, LPS: Justru ini Menguntungkan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai menyusutnya kepemilikan asing dalam Surat Berharga Negara (SBN) justru akan menguntungkan pasar SBN dalam negeri.

Menurut catatan Kementerian Keuangan, porsi kepemilikan asing di SBN hanya 15,39 persen pada 22 Juli 2022, merosot tajam bila dibandingkan posisi sebelum pandemi Covid-19 di mana pada 2019 lalu mencapai 38,5 persen.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa ada dua sisi yang dapat dilihat dari perkembangan tersebut. Baca Juga: LPS Nilai Tekanan Global Belum Pengaruhi Likuiditas Domestik

“Sisi baik dari hal tersebut adalah ketergantungan kita terhadap dana asing untuk pembangunan semakin kecil, lebih banyak uang yang bersumber dari dalam negeri yang dapat digunakan untuk membiayai misalnya pembangunan infrastruktur nasional. Keuntungan lainnya adalah stabilitas pasar SBN menjadi lebih mudah dijaga karena kita tidak terlalu terpengaruh lagi oleh pegerakan investor asing di pasar obligasi,” jelasnya.  

Dengan jumlah kepemilikan asing yang lebih sedikit, lanjut Dia, maka akan relatif lebih memudahkan bagi Bank Sentral maupun pemerintah dalam mengendalikan gejolak di pasar obligasi, sehingga stabilitas pasar finansial relatif lebih mudah dijaga. 

Ia pun membandingkan dengan Jepang, dimana hampir 90 persen surat berharganya dikuasai oleh domestik. “Jadi jika ada gonjang ganjing di pasar dunia yield government Jepang tetap stabil, dan stabilitas sistem finansial mereka tetap terjaga,” ucapnya.

Kemudian terkait risikonya jika kepemilikan asing yang semakin kecil. Ia menjelaskan jika modal asing banyak yang keluar, tentunya hal tersebut juga akan membuat stabilitas rupiah menjadi terganggu, dan rupiah akan terkoreksi.

“Namun mereka juga investor yang mencari return. Kalau pertumbuhan ekonomi suatu negara itu kuat, hal itu juga akan menarik investasi di pasar surat utang negara juga. Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan mengundang investasi di sektor riil maupun di sektor finansial, sehingga nilai tukar menguat dan yield surat utang negara pun cenderung turun. Hal tersebut akan menguntungkan investor di pasar surat utang negara.  Jadi, kuncinya adalah kita harus terus menjaga pertumbuhan dan sustainability dari pertumbuhan ekonomi kita,” paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: