Dr. Raymond R. Tjandrawinata: Kesehatan yang Baik Jadi Katalis Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Guncangan kesehatan seperti pandemi Covid-19, influenza H1N1, dan SARS dapat mengakibatkan tambahan biaya kemanusiaan dan ekonomi. Menurut suatu penelitian, efek pandemi Covid-19, seperti langkah-langkah perlindungan di tempat untuk mengendalikan penyebaran virus, diperkirakan akan mengurangi PDB global sebesar 3 hingga 8 persen pada tahun 2020.
Biasanya, masalah kesehatan jarang menjadi bagian dari diskusi pertumbuhan ekonomi. Perdebatan hanya seputar biaya perawatan kesehatan. Investasi di bidang kesehatan juga dapat memainkan peran penting dalam mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Baca Juga: Dr. Raymond R. Tjandrawinata: Prospek Populasi Dunia di Masa Depan
Sejumlah tren menunjukkan bahwa kesehatan menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade mendatang. Alasan pertama, peningkatan kesehatan mendukung produktivitas penduduk, yang dapat membantu mengatasi hambatan jangka panjang.
Pertumbuhan angkatan kerja secara global diperkirakan akan melambat dari tingkat tahunan sebesar 1,8 persen selama 50 tahun terakhir, menjadi 0,3 persen dalam 50 tahun ke depan seperti yang sudah kita diskusikan di artikel sebelumnya yang berjudul "Prospek populasi dunia di masa depan". Pada saat yang sama, terjadi peningkatan permintaan untuk pekerja berpengetahuan yang sangat terampil.
Alasan kedua, kesehatan tidak lagi membaik di semua wilayah karena kondisi terkait obesitas dan tantangan kesehatan mental membebani orang-orang dari segala usia, termasuk usia kerja prima. Selain itu, ketidaksetaraan kesehatan yang terus-menerus dan dalam banyak kasus menciptakan kesenjangan kesehatan antara kaya dan miskin dalam masyarakat. Ketiga, populasi yang lebih sehat akan lebih tangguh dalam menghadapi penyakit menular baru, seperti Covid-19, yang sering kali menimbulkan risiko lebih tinggi bagi orang-orang dengan kondisi kesehatan yang kurang baik.
Beban penyakit global diproyeksikan menurun pada tingkat yang lebih lambat daripada di masa lalu, di mana populasi menua dan permasalahan kesehatan yang lebih besar di usia lanjut. Beban penyakit diukur dalam tahun-tahun kehidupan yang disesuaikan dengan kecacatan, yang dikenal sebagai DALYs (disability-adjusted life years). Perhitungannya, setiap DALY mencerminkan satu tahun hilangnya kesehatan yang baik, sementara peningkatan kesehatan dapat diukur dengan jumlah DALY yang dihindari.
Menurut suatu penelitian yang disponsori WHO, selama 20 tahun ke depan ancaman global yang ditimbulkan oleh penyakit menular seperti malaria, TBC, dan HIV/AIDS diperkirakan akan berkurang karena upaya bersama untuk menerapkan pengobatan yang efektif. Namun, masalah kesehatan banyak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah, dengan permasalahan kesehatan seperti diare dan malaria, gangguan gizi, dan gangguan kesehatan pada ibu dan anak.
Diperlukan perubahan kebijakan pemerintah, industri, maupun komunitas untuk membentuk lingkungan dan masyarakat melalui promosi kesehatan untuk menangkap manfaat sosial serta ekonomi. Pandemi Covid-19 memberikan momen unik untuk melibatkan pemerintah, industri, dan komunitas di seluruh dunia. Pandemi telah mengekspos kerentanan mendalam dalam sistem perawatan kesehatan, rantai pasokan, dan struktur sosial, dan ketidakadilan besar yang perlu ditangani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum