Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebutuhan akan Informasi Digital Kesehatan di Asia yang Besar Buat Medical Channel Asia Tumbuh Pesat

Kebutuhan akan Informasi Digital Kesehatan di Asia yang Besar Buat Medical Channel Asia Tumbuh Pesat Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lebih dari 70% penduduk Indonesia melakukan pencarian online terlebih dahulu sebelum bertemu dengan dokter. Dan hingga 20% pengguna internet di Indonesia melakukan pengecekan simpton kesehatan secara online setiap minggunya. 

Menurut publikasi terbaru dalam dunia kesehatan (Basel) dengan judul “Online Health Information Seeking Behaviour: A Systematic Review” bahkan angka tersebut bisa lebih tinggi lagi di negara-negara tetangga Asia. 

Menyadari kebutuhan akan media online terpercaya untuk menyebarkan konten informasi mengenai kesehatan di Asia, dua sahabat akhirnya membuat sebuah rancangan solusi melalui Medical Channel Asia (MCA). Dengan keahlian masing-masing yang lebih dari dua dekade bergelut di dunia industri farmasi dan media, Claira Chua dan Jason Lim bersama- sama membangun MCA pada tahun 2020. Saat sekarang, platform informasi kesehatan tersebut tumbuh pesat dengan pengguna aktif setiap bulannya dan dari statistik media sosial membuktikan bahwa ide mereka tidaklah salah. 

Baca Juga: Disuntik East Venture Rp63,8 M, Diri Care Perkuat Misi Revolusi Solusi Kesehatan Perawatan Konsumen

“Data telah membuktikan kepada kami bahwa ada kebutuhan sangat penting akan media kesehatan yang khusus bagi orang- orang Asia yang sudah terbiasa mencari sumber informasi kesehatan secara online. Permasalahannya adalah “Apakah bisa dipercaya?” Kita bersama-sama dengan para tenaga ahli kesehatan yang profesional serta para dokter bersertifikat dari berbagai latar belakang keahlian dari seluruh Asia, mendirikan MCA untuk menolong para pencari informasi mempermudah pencariannya dan mendapatkan informasi yang kredibel dari ahlinya dengan sangat mudah," Jason Lim, pendiri Medical Channel Asia, dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (14/8/2022). 

Hanya dalam dua tahun, MCA berhasil menarik pemirsa dari Youtube sebanyak lebih dari satu juta penonton yang diupload setiap harinya serta menunjukan pertumbuhan yang stabil dalam hal penontonnya serta pengikutnya (followers). Kesuksesan itu bisa tercapai berkat kontribusi kerja sama yang kreatif pada setiap video interviewnya antara dokter ahli dan pelaku kesehatan yang mudah dikonsumsi oleh para pemirsanya. 

Sementara Co-Founder Medical Channel Asia, Claira Chua mengatakan, “Walupun konten kami bisa dikonsumsi oleh setiap jenis manusia diseluruh dunia, informasi-informasi yang tersedia di MCA lebih menyasar kepada isu-isu kesehatan yang lebih fokus kepada orang- orang Asia khususnya. Seluruh konten kita tersedia secara online dan bisa diakses oleh seluruh orang Asia yang tersebar diseluruh dunia. Solusi media kami juga bisa menjadi jembatan antara tenaga ahli kesehatan dan dunia farmasi sekaligus perusahaan alat-alat kesehatan.” 

Baca Juga: Dr. Raymond R. Tjandrawinata: Kesehatan yang Baik Jadi Katalis Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat

Para ahli kesehatan yang telah menggunakan pendekatan digital untuk mengedukasi para pasiennya memiliki peranan penting dalam pengembangan MCA. Tim editorial dan pembuat konten bekerjasama dengan para dokter ahli dari seluruh kawasan Asia dalam pembuatan materi setiap harinya. 

Dr. Sean Leo, seorang ahli operasi Orthopaedic dari Orthokinetics, Singapore mengatakan bahwa kerja sama dengan platform digital seperti MCA ini membuat para dokter dengan keahliannya masing-masing bisa membagikan informasi terkini mengenai kesehatan serta perkembangannya dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia. MCA melayani sebagai sumber utama yang kredibel dari para pelaku kesehatan sebelum pasien melakukan pemerikasaan ke dokter.

"Situs online seperi MCA ini yang bersama-sama dengan para ahli profesional akan membantu setiap pasien untuk lebih mengerti mengenai keadaan kesehatannya dan bisa melakukan pengobatannya dengan lebih efektif," ucap Sean. 

Dr. Leo menambahkan jika kebanyakan artikel-artikel kesehatan atau konten online sifatnya lebih umum dan luas. Sementara tim dari MCA lebih fokus pada perpaduan informasi kesehatan dan perawatan yang ditargetkan khusus pada masyarakat Asia.

"Saya rasa pendekatan individu kepada para pasien kita, dalam konteks lingkungan, atribut fisik, kegiatan lokal dan diet, akan membantu memberikan opsi tindakan yang tepat bagi mereka," tambah Leo. 

Spesialis penyakit dalam dan kardiologist Dr. Christopher Suwita dari Rumah Sakit Ukrida mengatakan, “Penanganan pasien orang-orang barat sangat kontras dengan pasien orang Asia. Pada umumnya, analisa inti masalah pada suatu penyakit tidaklah sangat berbeda berdasarkan kontennya. Tetapi karena adanya perbedaan demographic dan nilai-nilai sosial budaya antara dunia barat dan timur yang sangat berbeda jadinya rekomendasipun bisa berbeda terhadap pola diet, kegiatan fisikal, penangan penyakit-penyakit menular hingga dosis obatnya.” 

Semenjak diluncurkan, MCA telah memainkan perannya sebagai penghubung antara tenaga ahli dokter dengan para pencari konten informasi sumber kesehatan. Dengan jumlah pemirsa lebih dari 1 juta di Youtube dan lebih dari 5 juta penonton di TikTok, MCA adalah platform media berbasis kesehatan terbesar dan yang paling berkembang di Asia. 

Mengenai Medical Channel Asia Medica Channel Asia (MCA) diluncurkan pada tahun 2020 untuk mengisi kebutuhan krusial untuk membantu konsumen mengakses informasi kesehatan dari sumber terpercaya dan tenaga ahli kesehatan yang profesional. 

Komitmen MCA adalah menjadi sumber kesehatan terpercaya bagi masyarakat Asia diseluruh dunia dengan menyediakan informasi-informasi dan berita-berita kesehatan yang terkini dan secara rutin. Oleh karena itu, konten-konten yang tersedia di MCA didesain sedemikian rupa khusus dengan konteks manusia Asia dengan jenis tubuhnya yang spesifik. Semua kontennya dikembangkan oleh tim editorial yang bersertifikat dan terlatih didunia kesehatan dari seluruh dunia. MCA membahas topik-topik seputar kesehatan manusia, skincare, orthopaedic, COVID-19 dan banyak lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: