Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

LSI: Kelompok Moderat Cenderung Pilih KIB

LSI: Kelompok Moderat Cenderung Pilih KIB Kredit Foto: Istimewa

Nyaman di Tengah

Sementara itu, Peneliti LSI Ardian Sopa mengungkapkan bahwa pemilih moderat merasa nyaman di berada di tengah. “Ketika ternyata masyarakat di 2024 banyak merasa nyaman, di tengah, kemungkinan yang mendapat keuntungan politik adalah KIB,” kata dia, Selasa (16/8/2022).

Berdasarkan survei LSI, lanjut Ardian, ada tiga poros yang telah terbentuk yaitu PDIP, KIB dan Gerindra-PKB. Poros PDIP tentu melekat dengan legasi Presiden Jokowi, sementara Gerindra-PKB masih terbawa warisan Pemilu 2019, massanya tidak menyukai Jokowi. Sedangkan pemilih yang moderat, nantinya akan merapat ke KIB.

“Ternyata yang menarik, yang moderat lebih banyak ke KIB karena Golkar tidak identik kuat dengan Pak Jokowi karena ada PDIP,  dan tidak identik kuat sebagai oposisi karena masuk di pemerintahan,“ jelas Ardian.

Pola ini menurut dia, bisa terus berlanjut pada peta pemilih di Pemilu 2024. Tiga poros yang disebutkan tadi telah memenuhi syarat presidential threshold.

Namun masih ada tiga partai yang belum menentukan koalisinya, yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan Sosial (PKS) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Langkah mereka begitu krusial untuk merubah peta poros pada Pemilu 2024.

Dalam survei LSI juga disebutkan, jika KIB berhasil menggaet satu Parpol lagi, maka sudah pasti hanya tiga pasang calon yang berlaga di Pemilu 2024.

“Sehingga jika KIB berhasil menambah satu (anggota), jadinya akan tidak cukup lagi. Ini perburuan di akhir jangan sampai ada yang ketinggalan kereta,“ jelas Ardian.

Pada survei yang sama, disebutkan bahwa sejumlah elit partai seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Puan Maharani  disebut masih perlu untuk mengejar elektabilitas mereka. Saat ini LSI hanya meletakkan figur Airlangga dan Puan pada posisi calon wakil presiden.

“Sehingga jika mereka masih mampu menggerakkan ranting, akan bisa mengoptimalkan potensi mereka. Mungkin sekarang masih disebut menjadi Cawapres karena angka (elektabilitas) masih kecil, namun ketika, katakan pada Juni 2023 mereka sudah menjadi calon yang kuat, tidak menutup kemungkinan mereka jadi Capres yang potensial,” tegas Ardian

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: