Indonesia Police Watch (IPW) disebut sempat dipengaruhi oleh beberapa oknum agar percaya pada skenario Irjen Ferdy Sambo dalam kematian Brigadir J. Hal itu dibuka oleh pakar hukum tata negara Refly Harun.
Refly mengatakan, pihak tersebut berusaha memengaruhi Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, untuk memercayai skenario karangan Ferdy Sambo.
"Ada pihak yang memengaruhi Sugeng agar meyakini skenario yang disampaikan pihak kepolisian, yaitu kasus tembak menembak akibat pelecehan seksual," ujarnya dilansir dari YouTube Refly Harun, Selasa (16/8).
Advokat itu memaparkan bahwa Sugeng menceritakan sendiri ada dua anggota DPR dan sejumlah anggota kepolisian yang menghubungi untuk membahas skenario itu. "Anggota DPR itu dari fraksi PAN dan berasal dari Komisi III," ungkapnya.
Lebih lanjut, Refly mengaku banyak pihak yang sebenarnya tak bisa dibohongi karena kejanggalan kasus penembakan Brigadir J sangat terlihat. Hal itu, kata Refly, mirip dengan kejadian penembakan di KM 50 Tol Cikampek yang menewaskan enam laskar FPI.
Kemiripan pola itu sangat terlihat, seperti rusaknya CCTV dan ada skenario tembak menembak dalam rangka membela diri.
"Bedanya, saat ini motif politik di masyarakat enggak ada sehingga tak ada yang mendukung seperti buzzer pemerintah waktu itu," paparnya.
Menurut Refly, buzzer pemerintah saat ini diam saja dan tak berusaha menyerang.
"Lalu, kekuasaan juga ternyata punya keinginan untuk membuka kasus ini. Beda dengan kasus KM 50 yang sebenarnya kasihan, karena seperti anak tiri," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum