Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Tak Baik-Baik Saja, Warren Buffett dan Jeff Bezos Ikut Laporkan Kerugian Jumbo

Ekonomi Tak Baik-Baik Saja, Warren Buffett dan Jeff Bezos Ikut Laporkan Kerugian Jumbo Kredit Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dua raksasa perusahaan dunia, Berkshire Hathaway dan Amazon menderita kerugian terbesar pada kuartal kedua tahun ini. Berkshire yang dimiliki miliarder investor Warren Buffett harus menderita kerugian USD44 miliar (Rp652 triliun) pada kuartal kedua tahun 2022. Itu adalah salah satu kerugian terbesar dalam sejarah AS. Merek ajuga hamppir kehilangan USD49 miliar (Rp727 triliun) pada kuartal pertama tahun ini.

Kerugian raksasa perusahaan ini menjadi pengingat bahwa masalah ekonomi masih membebani beberapa perusahaan terbaik.

Melansir Investors.com di Jakarta, Kamis (18/8/22) selama kuartal kedua, perusahaan S&P 500 membukukan keuntungan laba rata-rata sebesar 6,7%, ujar analis pendapatan di FactSet, John Butters. Ini adalah kenaikan laba kuartalan terkecil sejak pendapatan S&P 500 naik tipis hanya 4% pada kuartal keempat 2020 sepanjang kontraksi Covid.

Baca Juga: Tak Gentar Ekonomi AS Memburuk, Warren Buffett Justru Gandakan Saham Raksasa Teknologi

Sebagian besar kerugian Berkshire disebabkan oleh kekayaan kertas yang sangat besar dari penurunan kepemilikannya di Apple. Perusahaan Buffett memegang 900 juta saham Apple. Kemudian, ketika harga saham Apple turun hampir 22% pada kuartal kedua, itu berarti kerugian kertas sekitar USD34 miliar (Rp504 triliun) untuk Berkshire Hathaway.

Lalu untuk Amazon milik Jeff Bezos, mereka menghadapi kuartal kedua yang buruk sepanjang tahun. Pengecer online ini turun lebih dari 14% tahun ini. Perusahaan mengalami kerugian USD2 miliar (Rp29,6 triliun).

Cukup mengejutkan melihat Berkshire Hathaway dan Amazon.com menderita kerugian di tengah perkembangannya yang signifikan. Namun, mereka telah menjadi norma bagi beberapa perusahaan yang masih terhuyung-huyung pasca-Covid.

Kerugian besar pada perusahaan besar seperti ini menjadi pengingat bahwa ekonomi dunia masih belum stabil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: