Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Intelijen Militer Inggris Ingatkan Ukraina Jangan Pasrah Kota Kharkiv Dibombardir Rusia

Intelijen Militer Inggris Ingatkan Ukraina Jangan Pasrah Kota Kharkiv Dibombardir Rusia Kredit Foto: Reuters/Alexander Ermochenko
Warta Ekonomi, London -

Kota Kharkiv bagian utara terus menjadi sasaran empuk Rusia, kata Kementerian Pertahanan Inggris. Pasukan Moskow melemahkan kota itu dengan tujuan menekan pasukan Ukraina dan mencegah digunakan untuk serangan balik.

Dalam buletinnya, Jumat (19/8/2022) intelijen militer Inggris mengatakan Kharkiv yang terletak 15 kilometer dari garis pertahanan Rusia, terus dibombardir sejak Rusia menginvasi negara tetangganya. Daerah itu masuk dalam jangkauan artileri Rusia.

Baca Juga: Mainkan Strategi Berbeda, Ukraina bakal Kejutkan Rusia Saat Rebut Lagi Kota Kherson

Gubernur Kharkiv mengatakan 17 orang tewas dan 42 lainnya terluka dalam dua serangan Rusia ke Kharkiv yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina, pada Rabu (17/8/2022) dan Kamis (18/8/2022) kemarin. Rusia membantah sengaja mengincar warga sipil dalam apa yang mereka sebut "operasi militer khusus" di Ukraina.

Sebelumnya dilaporkan pasukan Ukraina mengatakan mereka memukul mundur serangan Rusia di Kota Kherson. Sementara total korban tewas akibat tembakan Rusia di Kota Kharkiv terus merangkak naik setelah perang berlangsung selama enam bulan tanpa henti.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Kamis di Kota Lviv. Mereka akan membahas cara untuk menemukan solusi politik atas perang yang sedang berlangsung.

Para pemimpin juga akan membicarakan ancaman perang terhadap pasokan makanan global dan resiko bencana pada pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Ukraina yang kini diduduki pasukan Rusia. Perang di Ukraina  menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi.

Selain itu juga memperdalam keretakan geopolitik antara Barat dan Rusia. Moskow mengatakan tujuan invasi yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" itu untuk mendemiliterisasi Ukraina dan melindungi pengguna bahasa Rusia di negara itu.

"Pasukan Rusia hanya mencapai kemajuan yang minimal, dan di sejumlah kasus kami telah maju, sejak bulan lalu," kata penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych dalam sebuah video.

"Kami sedang melihat 'kebuntuan strategi'," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: