Pengamat Politik Baca Tanda-tanda KIB Menjadi Koalisi 'Gemuk', Bukti-buktinya Tampak
Dengan koalisi gemuk tentu pemerintahan akan aman. Hanya saja minusnya akan kekurangan oposisi, tidak ada check and balances," pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat menilai koalisi Besar punya konsekuensi munculnya kepentingan yang juga besar.
“Dengan bentukan koalisi ini kita lihat juga, jangan cuma untuk meningkatkan porsi tawar, mendapatkan calon yang elektabilitasnya tinggi, namun membentuk sistem jangka panjang, demokrasi,” kata Cecep, Jumat (19/8).
Pemilu 2024 merupakan pemilu ke 5 setelah 1999 di era demokrasi.
Harapannya, demokrasi di Indonesia dapat terkonsolidasi dengan baik, membawa Indonesia ke demokrasi yang lebih matang, ditandai dengan adanya kerjasama dari para elit partai. Cecep berharap koalisi membawa manfaat bagi bangsa.
“Kalaupun membangun koalisi dengan membangun politik demokrasi, bukan cuma jangka pendek untuk mengusung calon mereka saja," ungkap Cecep.
Saat ini sudah ada dua poros jelang Pemilu 2024. KIB dikabarkan tengah mendekati Partai Demokrat, sementara Gerindra-PKB dengan PDIP.
“Jika kita bicara koalisi yang terbangun di Indonesia, pengalaman dari beberapa Pemilu, biasanya bukan koalisi permanen. Selalu berubah-ubah. Koalisi di Pusat dan Daerah biasanya berbeda, Dengan bermunculannya berbagai koalisi, diharapkan proses demokrasi di Indonesia semakin sehat dan dinamis.”
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sendiri berulang kali mengatakan bahwa KIB bersifat inklusif, terbuka kepada siapa saja.
“Kami ingin politik yang dikedepankan merupakan politik yang menyatukan, inklusif dan didasarkan pada kesamaan gagasan dan pemikiran untuk kemajuan Indonesia yang kita cintai ini,” kata Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto