Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jabar Ranking Dua Sumbang Sampah Nasional, Penerima Beasiswa Kemenkeu Punya Solusinya

Jabar Ranking Dua Sumbang Sampah Nasional, Penerima Beasiswa Kemenkeu Punya Solusinya Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Permasalahan sampah masih menjadi tantangan di Jawa Barat (Jabar), bahkan provinsi ini merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi kontributor sampah terbesar kedua. 

Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Permukiman yang dipublikasikan Open Data Jabar, produksi sampah di Kota Bandung yang mencapai 1.529 ton per hari pada 2021, merupakan angka yang tertinggi dibandingkan dengan kabupaten kota lainnya di Provinsi Jawa Barat. Di antara timbunan sampah di Kota Bandung, 45% berasal dari sampah rumah tangga.

Berbagai macam cara dilakukan untuk mengelola sampah organik agar tidak berujung ke TPA. Namun saat ini keadaan lokasi TPA yang terbatas serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik sehingga dibutuhkan kolaborasi multisektor untuk mengedukasi dan mengelola sampah organik agar tidak menumpuk di TPA dan berujung mencemari lingkungan serta berkontribusi terhadap peningkatan efek rumah kaca.

Baca Juga: Barito Pacific Dukung Pengelolaan Sampah Berkonsep Ekonomi Sirkular Melalui Program UIMN Mapala UI

Melihat hal tersebut, sebagai penerima beasiswa Kemenkeu RI yaitu Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), memberikan kontribusi untuk kemajuan Indonesia merupakan kewajiban para awardee sebelum diberangkatkan studi ke berbagai universitas. 

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso menjelaskan para awardee LPDP yang tergabung dalam Angkatan Persiapan Keberangkatan (PK) 191 Supernova mendukung pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot atau larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly/BSF) dan sosialisasi literasi keuangan pada UMKM dan warga di RW 02, Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.

Awardee PK-191 Supernova berkomitmen untuk mendukung pemerintah mengentaskan masalah sampah dengan mendukung kegiatan terkait pengelolaan sampah organik.

"Harapannya kegiatan ini bisa mengurangi jumlah sampah organik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan memberikan pengetahuan terkait pembukuan bulanan kepada ibu rumah tangga," kata Dwi kepada wartawan di Bandung, Senin (22/8/2022).

Berbagai kegiatan yang dilakukan PK-191 meliputi edukasi pemilahan sampah, pemanfaatan sampah dengan budidaya magot yang bisa digunakan untuk pakan ternak dan bahan pupuk organik, serta edukasi literasi keuangan.

Dwi Larso juga mengapresiasi PK-191 Supernova atas proyek sosial yang dilaksanakan dengan tema lingkungan dan UMKM. 

Baca Juga: Benahi Tata Kelola Sampah Plastik, The Incubation Network Gandeng Lima Inovator, Dua dari Indonesia!

"Pilihan PK-191 Supernova tentang lingkungan ini sangat keren karena hidup manusia selalu terkait lingkungan. Pemilihan topik ini juga sangat relevan karena bumi akan terus tergerus akan kegiatan manusia dan kegiatan ini mengingatkan kita untuk bersahabat dengan bumi. Begitu pula dengan pemilihan UMKM juga sangat besar impact-nya karena UMKM merupakan tulang punggung di Indonesia," jelasnya.

Adapun, Lurah Sukamiskin, Farida Agustini mengapresiasi kegiatan ini. Harapannya setelah program ini terlaksana, warga RW di sini akan menjadi semakin piawai dalam mengelola sampah

"Proyek sosial PK-191 ini cocok banget dilaksanakan di kelurahan Sukamiskin. Ini kegiatan yang sangat bermanfaat untuk warga kami. Saat ini RW1 hingga RW 17 sudah melakukan pemilahan sampah, sehingga harapannya para warga di sini yang sudah pada pintar akan menjadi lebih pintar setelah mengikuti kegiatan ini yang dilaksanakan bersama para pakar," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: