Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genose C19 Dipublikasi Dua Jurnal Internasional

Genose C19 Dipublikasi Dua Jurnal Internasional Calon penumpang meniupkan nafas ke dalam kantong untuk dites menggunakan alat GeNose C19 di Bandara Depati Amir, Pangkalan Baru, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (12/4/2021). Bandara tersebut resmi membuka layanan GeNose C19 untuk memudahkan calon penumpang pesawat dalam melengkapi persyaratan penerbangan dengan tarif Rp40 ribu. | Kredit Foto: Antara/Anindira Kintara
Warta Ekonomi, Jakarta -

UGM mempublikasikan data riset Genose C19 sebagai skrining Covid-19 di dua jurnal internasional bereputasi pada Agustus 2022. Dua jurnal tersebut adalah ArtificialIintelligence in Medicine (AIIM) dan Nature portfolio journal (npj) Digital Medicine yang keduanya merupakan jurnal Q1.

Penemu Genose C19, Prof. Dr. Kuwat Triyana, mengatakan tim telah mempublikasikan sebagian riset data Genose C19 sebagai bagian pertanggung jawaban ilmiah riset hilirisasi dimana implementasi Genose C19 sebagai alat skrining Covid19. 

Dua publikasi tersebut merupakan tahap awal dari keseluruhan data yang saat ini dalam proses penyelesaian penulisan manuskrip yaitu terkait data hasil uji klinis multisenter dan uji eksternal yang melibatkan multi institusi.

Data riset Genose C19 berhasil terpublikasikan di Artificial intelligence in Medicine (AIIM), yang merupakan jurnal Q1 dengan impact factor 7,011, berjudul Hybrid learning method based on feature clustering and scoring for enhanced Covid-19 breath analysis by an electronic nose, terbit pada bulan Mei 2022.

Sementara dalam Nature portfolio journal (npj) Digital Medicine, yang merupakan jurnal Q1 dengan impact factor 15,357, dengan judul Fast and noninvasive electronic nose for sniffing out COVID-19 based on exhaled breath-print recognition, terbit pada bulan Agustus 2022

“Diterimanya publikasi hasil riset Genose menunjukkan bahwa konsep sensing infeksi dengan analisis volatile organic compound (VOC) nafas berbasis big data dan kecerdasan artifisial atau  artificial intelligence (AI) dapat diterima dalam aplikasi klinisnya,”papar Kuwat.

Dengan diterimanya konsep ini, Kuwat mengatakan pemanfaatan AI dan teknologi informasi menjadi sebuah revolusi dalam memanajemen penyakit baik penyakit infeksi maupun non-infeksi.

Data-data yang dikumpulkan dari pasien dengan metode tertentu secara terstandarisasi dapat menjadi sumber biomarker baru yang valid, reproducible dan terjangkau.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: