Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Melonjak! Telur Ayam Ras Berada di Level Rp31.000/kg, Berikut Hasil Pantauan Kemendag

Harga Melonjak! Telur Ayam Ras Berada di Level Rp31.000/kg, Berikut Hasil Pantauan Kemendag Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan harga rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat eceran berada di level Rp31.000/kg pada 23 Agustus 2022, atau mengalami kenaikan sekitar 2,9 persen jika dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, dan naik sekitar 6,1 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Berdasarkan hasil pantauan pada Sistem Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP), rata-rata harga telur ayam ras terendah terjadi di Jambi Rp26.000/kg, harga tertinggi terjadi di Papua Rp42.000/kg, sementara di DKI Jakarta Rp30.700/kg. Khusus untuk wilayah DKI Jakarta harga terendah mencapai sebesar Rp28.000/kg di Pasar Minggu, sedangkan harga tertinggi Rp32.000/kg terjadi di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat; Pasar Koja dan Pasar Rawabadak, Jakarta Utara; serta Pasar Mampang dan Pasar Mayestik, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Kemendag Beri Alasan Harga Telur Ayam di Pasaran Melonjak, Ternyata Gara-gara Ini

Sementara itu, harga telur ayam ras di tingkat peternak sebelumnya tidak pernah menembus Rp22.000/kg sejak Januari 2021 kecuali pada Desember 2021. Berdasarkan informasi dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat peternak sekitar Rp27.500/kg pada 22 Agustus 2022, atau meningkat sekitar 1,6 persen dibandingkan seminggu sebelumnya dan naik sekitar 8,8 persen dibandingkan sebulan sebelumnya. Harga tertinggi terjadi di Pulau Sulawesi dan Kalimantan sebesar Rp28.500/kg, harga terendah di Pulau Sumatra Rp25.800/kg, sementara di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa tenggara sekitar Rp27.500/kg.

Adapun, tingginya HPP peternak yang berkisar Rp21.000-Rp22.000/kg tersebut dipengaruhi tingginya harga bahan baku pakan (sekitar 65 persen dari HPP), baik yang berasal dari dalam negeri seperti jagung, maupun bahan baku asal impor seperti soy bean meal (bungkil kedelai) dan meat bone meal (tepung tulang dan daging).

HPP tersebut kemudian mempengaruhiharga jual pada tingkat peternak dalam kondisi normal berkisar Rp22.000--Rp24.000/kg, yang kemudian berakibat pada harga eceran telur ayam ras yang seyogyanya berada pada kisaran Rp27.000-Rp28.000/kg.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra mengungkapkan, pada periode Februari hingga Maret 2022, harga telur ayam ras di tingkat peternak sempat menurun yang membuat para peternak ayam petelur melakukan afkir dini (pengurangan populasi) hampir 30 persen untuk mengurangi beban produksi dan kerugian.

Baca Juga: Harga Telur Naik Karena Harga Pakan Mahal dan Langka, Pengamat Sebut Alasan Klasik

"Replacement stock ayam petelur di kandang peternak pascaafkir dini membutuhkan waktu beberapa bulan sebelum kembali ke performa yang baik, sehingga pasokan telur ayam ras saat ini pun dapat dikatakan belum kembali normal," papar Syailendra dalam keterangan resminya, Rabu (24/8/2022).

Syailendra mengimbau para peternak maupun pedagang agar dapat turut serta mendukung pemerintah untuk menahan dan meredam laju kenaikan harga telur ayam ras.

"Dengan stabilitas harga telur ayam ras yang terjaga, akan tercapai iklim usaha telur ayam ras yang kondusif baik bagi peternak, pedagang, maupun masyarakat selaku konsumen," pungkas Syailendra.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: