Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom DBS: Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air Terjaga di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Ekonom DBS: Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air Terjaga di Tengah Gejolak Ekonomi Global Kredit Foto: DBS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melaju meskipun berada di bawah ancaman resesi ekonomi global. Pada semester kedua 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 5,2%, menguat dibandingkan catatan di semester pertama sebesar 3,7%.

Radhika Rao, Ekonom Senior Bank DBS dalam laporan bertajuk "Indonesia Data Pulse 2Q22 GDP Growth Jumps" mengatakan bahwa kinerja perdagangan yang kuat disertai dengan pembukaan kembali aktivitas pascapandemi menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Momentum ini juga diiringi oleh pemanfaatan dari kenaikan harga komoditas di taraf global dan stabilitas daya beli masyarakat.

Baca Juga: Embargo AS Berpotensi Pengaruhi Kinerja Ekonomi Indonesia

"Mobilitas layanan jasa antar-jemput juga mengiringi tren positif pertumbuhan ekonomi ini," kata Radhika Rao, dikutip Senin (29/8/2022).

Radhika Rao memperkirakan bahwa di kuartal kedua 2022 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 5,44% secara tahunan, di mana lonjakan ini melampaui perkiraan sebelumnya sekaligus melewati angka pertumbuhan di kuartal pertama sebesar 5%.

Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 juga diprediksi akan lepas landas melewati berbagai capaian ekonomi di 2021. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan di semester pertama 2022 yang mencatatkan 5,2%.

"Pulau Jawa merupakan kontributor utama pertumbuhan secara keseluruhan, yang menyumbang 56,6% dari keseluruhan output ekonomi, naik 5,7% secara tahunan," jelasnya.

Dia mengungkapkan, dari sisi pengeluaran, konsumsi akhir pengeluaran pemerintah berdampak pada kontraksi -5,2%. Namun, di antara sub-segmen yang lain, justru terjadi peningkatan secara luas. Lebih lanjut, ekspor mencatatkan angka 19,7%, melampaui persentase impor sebesar 12,3%. Konsumsi rumah tangga berada di persentase sebesar 5,5% secara tahunan, catatan ini di luar 3,1% kenaikan dalam pembentukan modal tetap bruto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: