Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waketum Partai Garuda: Hanya Orang Bodoh yang Percaya Taspen Kelola Rp300 Triliun buat Nyapres

Waketum Partai Garuda: Hanya Orang Bodoh yang Percaya Taspen Kelola Rp300 Triliun buat Nyapres Kredit Foto: Instagram/Teddy Gusnaidi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengaku heran dengan tuduhan seorang pengacara yang belakangan rajin manggung di media bahwa ada seorang direksi BUMN yang mengelola dana hingga Rp300 triliun sebagai modal untuk nyapres 2024.

"PT. Taspen dituduh mengelola dana 300 triliun dari seseorang untuk modal kampanyenya menjadi calon Presiden. Tentu ini hanya ada di cerita-cerita film fiksi, di mana tidak perlu ada audit, tidak perlu ada akunting, tidak perlu ada laporan, tidak perlu ada sistem, yang penting kelihatan seru," kata Teddy dalam keterangan persnya, Senin (29/8/2022).

Bagi Teddy, Taspen tak perlu menjelaskan panjang lebar, karena yang mempercayai hal ini hanya orang bodoh, kenapa?

"Warung rokok dipinggir jalan saja, ada akuntingnya, ada laporan keuangannya, ada sistemnya walaupun sederhana, apalagi BUMN sebesar PT. Taspen," jelasnya.

Ia meminta publik berpikir logis, kalau orang terkaya di Indonesia saja tak ada yang berharta Rp300 triliun.

"Logikanya begini, orang terkaya di Indonesia saja kekayaannya tidak sampai 300 triliun, tapi anggaplah yang melakukan itu orang terkaya di Indonesia, apakah masuk akal dia serahkan seluruh hartanya sehingga dia tidak punya uang sepeserpun untuk dikelola PT. Taspen demi kampanye capres?," tandasnya.

Teddy pun meminta publik tak perlu ikut-ikutan latah pernyataan konyol tersebut, karena hanya menghabiskan energi saja.

"Tidak perlu terlalu mengeluarkan energi menjelaskan panjang lebar, proses hukum saja pembuat isu ini, karena yang perlu membuktikan adalah yang membuat isu. Kalau tidak bisa membuktikan, ya penjarakan, jangan biarkan kasus ini berhenti begitu saja tanpa ada pembuktian hukum.

"Memang hanya orang bodoh yang mempercayai hal bodoh ini, tapi jangan biarkan kebodohan terus mewarnai negeri ini, segera proses hukum," pintanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: