Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Cancel Culture?

Apa Itu Cancel Culture? Kredit Foto: Unsplash/Warren Wong

Namun, reaksi publik tentang cancel culture, alih-alih mengakhiri karir mereka justru bisa meningkatkan respon simpati.

Cancel culture sebagai fenomena yang menyerukan pemboikotan orang, merek, dan bahkan acara dan film karena apa yang dianggap beberapa orang sebagai pernyataan atau ideologi yang menyinggung atau bahkan bermasalah. Ini bukanlah hal baru.

Ungkapan cancel culture mendapatkan popularitas sejak akhir 2019, paling sering sebagai pengakuan bahwa masyarakat akan menuntut pertanggungjawaban atas perilaku ofensif seseorang. Seperti yang terjadi kepada penulis Harry Potter, J.K Rowling yang menyatakan bahwa ia transphobia. Atau Listy Chan, seorang atlet esports Indonesia yang mendapatkan cancel culture hingga membuatnya kehilangan kontrak pekerjaan.

Cancel culture dapat terjadi ketika seseorang terlibat skandal, membuat lagu yang liriknya tak sesuai dengan budaya, berpidato yang menyinggung atau mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Budaya cancel culture disebut muncul pertama kali pada 2017 lalu saat kasus pelecehan seksual Harvei Weinstein terungkap.

Cancel culture keluar ketika banyak pelaku pelecehan seksual dari kalangan publik figur diketahui masyarakat. Alhasil, mereka dilarang untuk tampil lagi di hadapan publik, baik di acara televisi, iklan hingga pembatalan kontrak kerja oleh manajemen.

Pada kenyataannya, sangat sedikit selebriti yang dibatalkan mengalami kemunduran karir yang langgeng. Meski demikian, menyaksikan reaksi penolakan budaya tampaknya membuat beberapa publik figur menjadi panik.

Beberapa selebriti secara efektif telah dibatalkan, dalam arti bahwa tindakan mereka telah mengakibatkan konsekuensi besar, termasuk kehilangan pekerjaan dan penurunan reputasi besar dari karir mereka.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: