Kemudian proyek PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MWp + BESS 1,84 MWh di Desa Suana Nusa Penida. Pembangunan PLTS yang dibangun di atas lahan 4,5 hektare ini telah mencapai 78,84 persen. PLN juga membangun PLTS Apung di kawasan Waduk Muara Pemangon dengan kapasitas 1,28 MWp.
"PLTS Apung ini kami targetkan bisa beroperasi pada Oktober 2022 sehingga suplai listrik di Bali bakal makin ramah lingkungan," ujarnya.
Untuk memperkuat pasokan listrik, PLN merelokasi pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dari Grati, Jawa Timur ke Denpasar Bali. PLTG ini nantinya akan memasok listrik sebesar 2 x 100 megawatt (MW) ke dalam subsistem Bali.
Proses relokasi dilakukan sejak Februari 2022 lalu. Hingga Agustus 2022, proses relokasi PLTG sudah mencapai 83,05 persen, dan ditargetkan rampung 100 persen pada 31 Oktober 2022 mendatang.
"Kami juga melakukan relokasi pembangkit untuk balancing pasokan dengan demand. Dulu kami perkirakan demand listrik di Bali sebelum Covid-19 sekitar 950 MW di Bali, sekarang 780 MW. Kami perkirakan saat G20 mencapai 980 MW. Dengan relokasi pembangkit tambah kemampuan pasokan 200 MW jadi total 1.300-1.400 MW," jelasnya.
PLN juga memperkuat keandalan jaringan transmisi dan distribusi sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan demand tersebut.
"KTT G20 ini merupakan acara internasional yang menjadi perhatian dunia. Untuk itu, PLN menyiapkan dengan sangat matang dan mengerahkan seluruh daya upaya demi menyukseskan Presidensi G20," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti