Warga Korea Selatan Keluhkan Bising juga Peluru Nyasar Saat Pasukan Amerika Berlatih
Tetapi Anderson mengatakan bahkan penduduk setempat ingin militer siap menghadapi ancaman Korea Utara.
"Tidak ada yang mengatakan jaminan seperti pelatihan militer. Dan pelatihan militer pada dasarnya keras, sayangnya," tambah dia.
Baca Juga: Gedung Putih: Pejabat Keamanan Nasional Amerika, Jepang, dan Korea Selatan bakal Duduk Bareng
Lee dan warga lainnya yang diwawancarai oleh Reuters menyatakan pengertiannya, tetapi masih berharap latihan itu tidak terlalu mengganggu.
"Suaranya sangat keras sehingga banyak orang takut karena mengira itu sebenarnya perang," kata Han Ung-su. "Kami berharap dapat mengurangi kebisingan atau membuat langkah-langkah untuk mencegah kerusakan pada penduduk."
Warga di dekat area pelatihan lain juga memprotes, termasuk di Pohang di pantai timur yang mengajukan petisi menuntut relokasi atau penutupan lapangan tembak di sana.
Yang menjadi perhatian khusus adalah helikopter serang Apache, yang telah dilarang menembaki jangkauan Pocheon sejak 2019 karena keluhan tersebut. Mereka diizinkan sebentar tahun ini, tetapi seorang juru bicara AS mengatakan kepada Reuters bahwa itu adalah peristiwa satu kali dan helikopter masih tidak dapat menggunakan jangkauan secara teratur.
"Jika helikopter kembali, maka kami akan pergi ke lapangan tembak dan memprotes," kata Lee. "Kami akan mendaki gunung di lapangan tembak, membawa bendera, dan menjadi tameng manusia."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto