Tambah Pasukan di Medan Perang, Putin Rupanya Cuma Rekrut 'Prajurit Hantu', Analisis Pakar Bikin Rusia Malu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada 25 Agustus bahwa tentara Rusia akan diperkuat dengan 137.000 tentara baru saat perang di Ukraina berlanjut. Tetapi para analis mengatakan tujuan ini tampaknya mustahil untuk dicapai oleh Moskow.
Putin ingin meningkatkan serangannya di Ukraina dengan mengirimkan bala bantuan, hingga mencapai 137.000 tentara tambahan sehingga totalnya menjadi 1,15 juta pejuang aktif. Ini akan menjadi peningkatan terbesar personel militer Rusia dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan terakhir terjadi pada tahun 2017, ketika Moskow mengumumkan bahwa jajaran tentara telah membengkak dengan 13.698 tentara baru.
Baca Juga: Ketika Vladimir Putin Elu-elukan Peran Mikhail Gorbachev dalam Sejarah Dunia
Pemikiran tampaknya bahwa jumlah yang lebih besar di lapangan akan membuat pasukan Rusia unggul, di tengah kebuntuan di Ukraina timur dan selatan. Tetapi para analis skeptis.
“Baik, tetapi seperti yang telah kita lihat berkali-kali di masa lalu, ini lebih mudah untuk diputuskan daripada dilakukan,” Mark Galeotti, spesialis Rusia dan direktur perusahaan konsultan Mayak Intelligence, bereaksi di Twitter.
“Apa yang benar-benar diinginkan dan dibutuhkan MOD (Kementerian Pertahanan Rusia) adalah lebih profesional, tetapi itu berarti menawarkan gaji dan kondisi yang lebih baik, dengan kata lain uang sungguhan,” utas Twitter Galeotti melanjutkan.
"Kamu hanya bisa sejauh ini mempekerjakan narapidana!" tegasnya.
“Jadi kita mungkin menuju Potemkinisasi militer lebih lanjut, dengan Moskow mengeluarkan dekrit dan MOD menyusun organisasi baru yang semakin tidak sesuai dengan jumlah sebenarnya dalam pelayanan,” lanjut Galeotti.
“Kami akan melihat apakah/bagaimana ini dioperasionalkan, tetapi pada pandangan pertama, ini terdengar seperti Kremlin yang bergulat dengan impotensi dan kurangnya ide yang tepat bagaimana mengubah situasi di Ukraina,” pungkasnya.
'Sangat sedikit pilihan' untuk Rusia
Galeotti mengacu pada "desa Potemkin", dekorasi perkotaan trompe-loeil yang konon dibangun di Krimea pada abad kedelapan belas untuk menyembunyikan kemiskinan dari Ratu Rusia Catherine yang Agung yang sedang berkunjung.
Meskipun legenda sejarah ini sebagian besar telah dibantah, kata "Potemkin" tetap banyak digunakan untuk menggambarkan upaya untuk memberikan situasi yang buruk citra yang menyanjung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: