Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Malah Bikin Panas, Kehadiran Ngabalin dalam Diskusi Brigadir J Bikin Ngelus Dada: Gak Ada Narsum Lain?

Malah Bikin Panas, Kehadiran Ngabalin dalam Diskusi Brigadir J Bikin Ngelus Dada: Gak Ada Narsum Lain? Kredit Foto: Twitter/Ali Mocthar Ngabalin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Debat panas antara Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin; mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara; serta Panda Nababan dalam diskusi kasus Brigadir J mendapat sorotan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Ketiag tokoh tersebut sebelumnya berdebat panas dalam program Catatan Demokrasi tvOne soal Perombakan Polri. Muhammad Umar Syadat Hasibuan atau Gus Umar lantas mempertanyakan alasan TV One menghadirkan Ali Mochtar Ngabalin sebagai narasumber.

Baca Juga: Ngabalin Meledak-ledak di TV, Refly Harun: Kritik Jokowi Marah, Kritik Polisi Marah, Kritik Institusi Apapun Marah, Aneh!

"Knp sih @tvOneNews musti hadirkan si ngabalin? Apa gak ada narsum lain dikasus Alm Brigadir J? Lgsg pindah channel," cuit Gus Umar di akun Twitternya belum lama ini.

Debat panas tersebut berawal saat pembawa acara program itu menanyakan soal upaya presiden untuk melakukan perombakan besar-besaran terhadap Polri. Menurutnya, kasus pembunuhan terhadap Brigadir J yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, merupakan momentum emas bagi presiden untuk mengembalikan muruah institusi Polri.

Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan, mereka yang hadir sebagai pembicara di program itu bukan sebagai hakim untuk mengadili polisi.

"Hati-hati lho, polisi institusi negara. Jangan sampai terjadi distorsi bapak, jangan kita seenak perutnya berteriak. Bahwa polisi harus melakukan evaluasi secara internal memang iya. Tapi apa kewenangan kita untuk melakukan itu, berikan kepercayaan pada polisi. Orang-orang ini terproses, jangan dibikin begitu, jangan bikin distorsi," tegas Ali Ngabalin.

Pernyataan Ali Ngabalin pun ditimpali Panda Nababan. Mantan anggota Komisi III DPR RI itu menjelaskan, apa yang dikemukakan Ali Ngabalin itu terlalu jauh menafsirkan. "Saya bilang ini kesempatan emas buat Presiden dan Kapolri, bukan berarti menghukumi Polri," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: