Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebenarnya Amerika Mau Teken Kesepakatan Nuklir Iran, Siapa Sangka Negara Ini Jadi Aktor Utama Penghalangnya!

Sebenarnya Amerika Mau Teken Kesepakatan Nuklir Iran, Siapa Sangka Negara Ini Jadi Aktor Utama Penghalangnya! Kredit Foto: Reuters/Morteza Nikoubazl
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Israel akan terus menekan pemerintah Amerika Serikat untuk mencegah penandatanganan kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara kuat di dunia. 

"Kami memimpin kampanye intensif yang dimaksudkan untuk mencegah penandatanganan kesepakatan nuklir berbahaya antara Iran dan kekuatan dunia," kata Perdana Menteri Israel Yair Lapid pada pertemuan Kabinet pada Minggu (4/9/2022).

Baca Juga: Ungkit Kekhawatiran Ini, Biden Bisiki PM Israel: Amerika Mustahil Izinkan Iran Dapatkan Senjata Nuklir

Dia mengatakan bahwa tekanan Israel pada Washington tidak akan mencapai titik ketegangan hubungan antara kedua negara, menurut harian The Jerusalem Post.

Pernyataan Lapid itu datang ketika Teheran dan Washington telah memasuki tahap terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, di mana kedua belah pihak saat ini bertukar pandangan tentang rancangan proposal yang diajukan oleh Uni Eropa (UE).

Perdana menteri Israel mengatakan Washington mempertimbangkan keberatan yang diajukan oleh Tel Aviv.

“Kami juga berbicara dengan mitra lain dan mengajukan tuntutan soal Iran. Kami tidak bisa mengatakan semuanya, tetapi tidak semuanya harus menjadi sasaran pertengkaran dan pembicaraan. Ada cara lain, dan itu bekerja lebih baik,” tambah dia.

Lapid mengatakan kepala intelijen Israel Mossad David Barnea bertolak ke AS pada Minggu untuk berbicara dengan para pejabat di sana mengenai dokumen nuklir Iran.

Israel menuduh Iran berusaha membangun bom nuklir, klaim yang dibantah oleh Teheran, yang mengatakan programnya dirancang untuk tujuan damai.

Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi atas "kampanye tekanan maksimum" di Teheran.

Iran membalas langkah itu dengan mundur dari komitmen nuklirnya berdasarkan kesepakatan.

Teheran sejak itu telah melampaui ambang batas pengayaan uranium, serta jumlah yang diizinkan untuk dimiliki berdasarkan kesepakatan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: