Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pangan dan Energi Masih Menjadi Penyumbang Inflasi Nasional Terbesar di Tahun 2022

Pangan dan Energi Masih Menjadi Penyumbang Inflasi Nasional Terbesar di Tahun 2022 Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbicara tentang inflasi, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa kontribusi terbesar dari inflasi nasional jika dilihat dari kategorinya ialah volatile foods, dan yang kedua adalah administered prices, seperti listrik dan bahan bakar minyak (BBM). Ke-dua kategori tersebut merupakan core dari inflasi nasional.

Untuk volatile foods, kontribusi terhadap inflasi nasional hingga bulan Agustus 2022 kemarin cukup tinggi, sebesar 11 persen. Meskipun kemudian turun dan di Bulan September ini mengalami deflasi, turun menjadi sekitar 8 persen.

Baca Juga: Anak Buah Jokowi Ungkap Mekanisme Pembiayaan BBM Bersubsidi, Simak!

"Maka Pemerintah melihat, kalau kita bisa mempertahankan atau menjaga stabilitas harga pangan ini akan sangat menentukan tingkat inflasi kita terkendali. Makanya, sekarang koordinasi dengan daerah-daerah dilakukan," kata Sri Mulyani Sri Mulyani dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, dipantau secara daring oleh tim Warta Ekonomi, Rabu (7/9/2022).

Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk ketahanan pangan di tahun 2022 ialah sebesar Rp92 triliun. Mulai dari irigasi sampai dengan bibit. Sri Mulyani menyampaikan bahwa segala upaya yang telah dilakukan oleh Bulog ataupun Bapanas merupakan untuk menjaga stabilitas harga pangan. Sehingga, kontribusi terbesar terhadap inflasi bisa dilakukan.

"Kemarin kan naik karena cabe, bawang merah. Kalau barang ini bisa diproduksi di dalam negeri harus diproduski. Kalau gandum memang tidak bisa ditanam di Indonesia. Ini salah satu tantangan untuk stabilkan (inflasi pangan)," ujarnya.

Sejalan dengan itu, lanjutnya, Pemerintah akan terus berupaya dalam menangani inflasi, melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Bahkan, Pemerintah juga menggunakan insentif, sekarang ini daerah yang bisa menurunkan inflasinya lebih rendah dari naisonal akan diberikan reward.

"Hadiah dalam bentuk dana insentif daerah," imbuhnya.

Baca Juga: ''The Real Puncak Komedi'', Puan Maharani Bersuka Cita Depan Demonstrasi Atas Kenaikan BBM

Adapun mekanisme untuk melihat bagaimana Inflasi di setiap daerah tersebut akan dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dan dari data tersebut Pemerintah akan langsung memberikan reward kepada daerah yang berhasil menurunkan inflasi paling rendah dari nasional. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: