Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahfud MD Nilai Aksi Hacker Bjorka Tak Membahayakan Data Negara Indonesia

Mahfud MD Nilai Aksi Hacker Bjorka Tak Membahayakan Data Negara Indonesia Menko Polhukam Mahfud MD memberikan keterangan kepada wartawan terkait pernyataan Kapolri terhadap penuntasan kasus kematian Brigadir Joshua di Kantor Kemenko Polhukam di Jakarta, Selasa (9/8/2022). Pemerintah memberikan apresiasi kepada Kapolri dan Jajarannya terkait kemajuan kasus Brigadir Joshua dan penetapan tersangka baru. | Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengakui akan adanya kebocoran data yang diduga dilakukan oleh hacker yang menamakan dirinya Bjorka asal Polandia.

Namun dirinya menolak klaim bahwa data-data yang bocor tersebut adalah sebuah data yang bersifat rahasia negara.

Baca Juga: Tak Kunjung Disidangkan, Mahfud MD Bantah Berkas Perkara Ferdy Sambo Bolak-balik Kejaksaan

"Soal bocornya data negara, saya pastikan bahwa itu memang terjadi. Saya sudah dapat laporannya dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Kemudian, dari analisis Deputi VII (Kemenkopolhukam), terjadi di sini-sini. Tetapi, itu bisa sebenarnya bukan data yang sebetulnya rahasia," ujar Mahfud saat memberikan keterangan pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).

Dengan demikian, menurut dia, kasus tersebut belum membahayakan data negara. Pasalnya, data yang dibocorkan kepada publik justru merupakan hal-hal yang sudah diberitakan di semua media, khususnya koran.

"Jadi, belum ada yang membahayakan dan isu-isu yang muncul itu kan sudah ada di koran tiap hari, (berita mengenai) jadi presiden, ini, gini, kan cuma itu. Tidak ada rahasia negara dari yang saya baca," ucap Mahfud.

Sebagai wujud tindak lanjut kasus itu, Mahfud menyampaikan, pemerintah akan menggelar rapat untuk mendalami hal tersebut.

Sebelumnya, peretas yang mengaku sebagai Bjorka melalui grup Telegram mengklaim telah meretas surat menyurat milik Presiden Joko Widodo, termasuk surat dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Klaim Bjorka itu disebarluaskan oleh sebuah akun Twitter "DarkTracer: DaekWeb Criminal Intelligence", yang kemudian viral dan sempat menjadi salah satu topik pembahasan terpopuler di lini masa Twitter. Unggahan tersebut mengklaim bahwa surat dan dokumen untuk Presiden Indonesia, termasuk sebuah surat yang dikirimkan BIN berlabel rahasia telah bocor.

Kepala Sekretariat Presiden Budi Heru Hartono menegaskan, tidak ada surat dan dokumen untuk Presiden Joko Widodo yang bocor di jagat maya.

Baca Juga: Soal Pergantian Jenderal Andika Perkasa, Mahfud MD: Sabar...

"Nanti, pihak Sekretariat Negara akan menyampaikan. Tidak ada isi surat-surat yang bocor," kata Heru saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (10/9).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: