Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ikut Klarifikasi Kekeliruan Diksi, Utut Pastikan Effendi Simbolon Tak Berniat Menyinggung TNI

Ikut Klarifikasi Kekeliruan Diksi, Utut Pastikan Effendi Simbolon Tak Berniat Menyinggung TNI Kredit Foto: Andi Hidayat

Pada saat itu, Effendi mengaku bahwa dirinya menggunakan diksi disharmoni, sebab menurutnya, permasalahan yang ada pada saat itu menyangkut keharmonisasian badan TNI.

"Tapi pada kesempatan itu memang Pak KSAD tidak hadir, dan oleh teman-teman ditanyakan, dikritisi, poin saya bukan di hadirnya, tidak hadirnya. Bukan. Tapi akan lebih elok kalau mereka berdua hadir untuk bisa di rapat penjelasan seputar masalah yang kami ingin dapatkan penjelasan dari mereka," katanya.

Baca Juga: Jauh Banget dari Megawati yang Bicara Santun, Omongan Effendi Simbolon Bikin PDIP Kena Getahnya

Effendi mengaku pada saat itulah diksi gerombolan ormas digunakan. Dia menyebut, bahwa diksi tersebut digunakan bukan untuk menyinggung banyak pihak, tetapi sebagai pengingat bahwa seandainya tidak ada keharmonisan dalam tubuh TNI dan terjadi ketidakpatuhan, mirip seperti gerombolan ormas.

"Beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung, atau tersakiti dari kata-kata yang keluar dari saya, yang seputar soal gerombolan dan ormas yang sejatinya, sejujurnya saya tidak pernah mengstigmakan TNI seperti gerombolan, tapi lebih kepada kalau tidak ada kepatuhan, kalau tidak ada kemudian harmoni dan seterusnya, itu seperti gerombolan, seperti ormas," katanya.

Baca Juga: Gak Cuma TNI, Ruhut Sitompul Ikutan Geram Akan Effendi Simbolon: Cepat-cepatlah Kau Minta Maaf!

Berdasarkan kegaduhan yang terjadi, Effendi akhirnya meminta maaf pada semua pihak yang merasa tersinggung dengan statmennya. Permohonan maaf tersebut Effendi tujukan pada para prajurit TNI hingga perwira dan para purnawirawan TNI.

"Saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, membuat tidak nyaman di hati para prajurit ataupun dari mulai Tamtama, Bintara, sampai dengan Perwira, bahkan sampai para sesepuh, para pihak yang tidak nyaman dengan adanya perkataan yang mungkin diartikan lain," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: