Era perkembangan teknologi informasi yang kian masif telah membawa pada momentum kenaikan jumlah pengguna internet dunia hingga 4,7 miliar. Sementara, di Indonesia sudah ada 204.7 juta atau 73,7 persen dari total populasi penduduk terhubung internet.
Perubahan gaya hidup serba digital membuat masyarakat makin nyaman dan percaya saat bertransaksi keuangan digital. Namun, di balik itu ada potensi buruk dan risiko akan keamanan digital sehingga masyarakat pun harus cakap digital salah satunya memiliki kompetensi keamanan digital.
Baca Juga: Perlunya Menjadi Keluarga yang Terliterasi Digital
"Pengguna juga harus mewaspadai modus kejahatan dengan memanfaatkan layanan internet untuk menipu atau mengambil keuntungan dari orang lain," ujar Praktisi Pendidikan & Socpreneur, Kristuyuana, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Jumat (16/9/2022).
Bentuk penipuan awalnya dari phising sebagai upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Biasanya pelaku mengirimkan tautan melalui e-mail dan SMS yang meminta penerima pesan memasukan data pribadi. Kemudian ada scam sebagai bentuk penipuan melalui telepon, e-mail, SMS, dengan tujuan mendapatkan uang dari korbannya.
Bentuk lainnya ada lowongan kerja palsu, penjual palsu, hingga modus percintaan. Namun, yang paling bahaya adalah peretasan akun melalui layanan perbankan palsu, biasanya pelaku mengirimkannya melalui SMS dan whatsapp kemudian meminta calon korban memasukkan password atau PIN untuk mendapatkan akses.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum